Rabu, 04 Mei 2011

Nasihat Imam Ghozali Kepada Muridnya, Sehubungan dengan Ilmu


Berikut ini saya kutipkan pesan nasihat dari seorang Hujjatul Islam Imam Al-Ghozali sebagai jawaban atas keluhan muridnya kepada sang Guru. Dalam keluhannya sang murid mengadu, bahwa ia telah menghabiskan semua masanya untuk terus mencari berbagai disiplin ilmu. Namun setelah il,u itu diraih, ia bingung mana di antara ilmu tersebut yang dapat memberinya hidayah sekali gus bekal hidupnya kelak di akhirat. Ia lalu memohon nasihat dan petunjuk dan doa dari gurunya, Imam Al Ghozali. 

Berikut Nasihat Beliau:

"Wahai anakku, sesungguhnya semua nasihat dari para shalihin terdahulu semuanya sudah tertulis dalam hadits Nabi. Cukup semua itu kamu jadikan pelajaran dan nasihat.”

Wahai anakku, dikisahkan bahwa sepeninggal al-Junaid (seorang sufi besar=pent.), para sahabat dekatnya bermimpi bertemu dengannya. Para sahabatnya lalu bertanya: "Apa yang telah Allah perbuat kepada kamu?" Al-Junaid menjawab: "tidak berguna semua isyarat itu, tidak berfaidah semua ungkapan-ungkapan itu, tidak bermanfaat ilmu-ilmu itu, tidak membantu catatan-catatan itu, akan tetapi yang membantu dan bermanfaat bagi kami hanyalah shalat yang kami lakukan di tengah malam".

Ketahuilah dengan yakin wahai anakku, ilmu saja tanpa amal tidak akan menyelamatkan kamu kelak di hari kiamat. Coba kamu bayangkan, bagaimana menurut kamu, seorang tukang perang yang memiliki 10 pedang dan ratusan anak panah berikut busurnya, lalu tiba2 dihadang seekor harimau besar, apakah semua senjatanya dapat menolong dia dengan sendirinya tanpa ia pergunakan? Kamu tentu secara yakin akan menjawab tidak. Demikian juga halnya jika seseorang mengetahui 100.000 masalah akan tetapi ia tidak mengamalkannya satu pun, maka anda pun tahu, semua ilmunya itu tidak ada faidah buat dia sedikitpun.

Anakku, setiap hari hatimu selalu diseru—meskipun kamu tidak mendengar— "ma tashna'u bi ghairi wa anta mahfufun bi khairi", "mengapa kamu tega berbuat untuk selain-Ku, padahal kamu selalu dikelilingi kebaikan-Ku". Anakku, ilmu tanpa amal adalah gila, dan amal tanpa ilmu adalah asing. Karena jika ilmu tidak menjauhkan kamu dari ma'siat, maka kelak ia tidak akan menjauhkan kamu dari neraka jahannam. Jika hari ini kamu tidak beramal shalih, maka kelak di hari kiamat kamu akan berkata: "Ya Allah kembalikan kami ke dunia niscaya kami akan berbuat baik". Lalu akan dikatakan kepadamu: "Apakah kami tidak memberikan umur kepadamu". Anakku, jangan pernah lupa, bawalah ruhmu dalam taat sebelum ruhmu lari dari jasad (mati). Ketahuilah, dunia hanyalah persinggahanmu sementara sampai suatu saat kamu pindah ke kubur. Mereka ahli kubur setiap detik menunggumu. Berhati-hatilah jangan sampai kamu pergi kepadanya tanpa bekal.

Anakku, jika ilmu saja tanpa amal cukup bagimu, apa yang akan kamu katakan ketika penyeru berkata: "Apakah termasuk orang yang bertaubat, orang yang meminta ataukah termasuk orang yang memohon ampun?". Dalam hadits Shahih dikatakan ketika setengah malam sudah berlalu, dan saat orang-orang tidur lelap, Allah menyeru: " Apakah termasuk orang yang bertaubat, orang yang meminta ataukah termasuk orang yang memohon ampun?". Karena itu, Rasulullah menganjurkan ummatnya agar setiap malam shalat, dzikir dan memohon ampun. Janganlah kamu terlalu banyak tidur pada malam hari karena akan membuat kamu fakir kelak di hari kiamat. Sufyan at-Tsauri pernah berkata: "Jika awal malam tiba, dari bawah arasy terdengar seruan: "Apakah tukang-tukang ibadah bangun?" Maka berdirilah mereka dan merekapun melaksanakan shalat. Bila tengah malam tiba, terdengar seruan lagi: "Apakah hamba-hambaKu yang tunduk telah bangun?" Bangun pula lah mereka dan kembali melakukan shalat malam sampai waktu sahur tiba. Bila waktu sahur tiba, terdengar lagi seruan: "Apakah orang-orang yang memohon ampun telah bangun?" Berdiri pula lah mereka memohon ampun sampai datang waktu fajar. Bila waktu fajar tiba, terdengar kembali seruan: "Apakah orang-orang lalai telah bangun?" Bangunlah mereka dari tempat tidur masing-masing seperti ketika dibangunkannya orang yang telah mati kelak dari kubur.

Anakku, renungkanlah nasihat lukman: "Wahai anakku, janganlah kamu jadikan ayam-ayam itu lebih geliat dari pada kamu. Ia kongkorongok, berkokok pada waktu sahur sementara kamu masih tidur. 

Anakku, banyak hal yang tidak cukup saya jelaskan dengan ucapan dan tulisan karena dia sifatnya filling (dzauqi). Semua yang bersifat filling tidak bisa dicapai dengan lisan dan tulisan tapi harus melalui amal perbuatan, praktek. Ketika kamu hendak menjelaskan pada seseorang apa itu pahit, manis, maka semua itu tidak cukup dengan lisan dan tuisan tapi harus langsung melalui amal perbuatan, mencoba. Anakku, jika orang yang impoten menanyakan bagaimana nikmatnya jima' (hubungan badan), maka jawaban lisan dan tulisan tidaklah cukup baginya, tapi harus melalui praktek langsung.

Anakku, al-Syibli (seorang sufi besar=pent.) pernah berkisah bahwa dia telah berguru kepada 400 syaikh, juga sudah membaca lebih dari 4000 hadits, akan tetapi dari sekian banyak hadits di atas ia hanya memilih satu hadits saja dan meninggalkan yang lainnya. Ia melihat hadits tersebutlah yang dapat dijadikan petunjuk untuk meraih keselamatan kelak di hari akhir. Hadits tersebut adalah: "Berbuatlah untuk urusan duniamu menurut ukuran berapa lama kamu tinggal di
dalamnya. Berbuatlah untuk akhiratmu menurut ukuran kekekalan kamu tinggal di dalamnya. . Berbuatlah untuk Allah menurut kebutuahanmu kepadaNya dan berbuatlah untuk neraka menurut ukuran kesabaranmu di dalamnya." Anakku, pahamilah hakikat dari ibadah dan tha'ah. Apa itu ibadah? Ibadah adalah mengikuti petunjuk Syari (Allah dan RasulNya) baik yang menyangkut perintah maupun larangan. Apabila kamu melakukan suatu perbuatan yang tidak ad perintahnya dari Syari', maka itu bukan ibadah, meskipun perbuatan tersebut dalam bentuk dan wujud ibadah. Bahkan, terkadang sesungguhnya perbuatan tersebut hakikatnya adalah sebuah perbuatan maksiat, meskipun dalam wujud puasa atau shalat. Bukankah orang yang berpuasa pada hari Tasyriq atau pada hari raya Idul Fitri dan Adha dipandang sebagai orang yang berdosa? Padahal ia melakukannya dalam bentuk ibadah. Kenapa demikian? Karena tidak ada perintah dari syari'. Demikian juga, orang yang shalat pada waktu-waktu yang dimakruhkan atau di tempat-tempat hasil dari perbuatan ghasab, ia tetap dipandang sebagai pembuat dosa. Sebaliknya, apabila seorang suami bercanda dengan isterinya, maka ia berpahala meskipun perbuatan tersebut dalam bentuk canda. Kenapa? Karena bercanda dengan isteri dan mahram lainnya adalah diperintahkan. Oleh karena itu, maka hakikat ibadah adalah melaksanakan perintah, bukan semata shalat atau puasa. Karena shalat dan puasa itu tidak menjadi ibadah apabila tidak diperintahkan.

Anakku, ketahuilah bahwa yang disebut dengan tasawwuf adalah melekatnya dua komponen penting dalam diri seseorang: jujur kepada Allah (al-shidqu ma'allah) dan bermuamalah dengan baik terhadap sesama manusia. Setiap orang yang jujur kepada Allah dan bermuamalah secara baik dengan sesama manusia, maka ia disebut dengan seorang sufi (ahli tasawuf). Jujur kepada Allah maksudnya adalah merelakan kepentingan pribadi demi perintah Allah. Sedangkan yang dimaksud dengan bermuamalah dengan baik adalah senantiasa mengutamakan kepentingan mereka (orang lain) dari pada kepentingan diri sendiri, selama kepentingan mereka itu selaras dengan ketentuan syara.

Anakku, tahukah kamu apa yang dimaksud dengan hakikat dari penyembahan kepada Allah? Ia adalah upaya untuk selalu menghadirkan Allah dalam segala gerak gerik hamba tanpa ada pikiran dan rasa apapun dari selainNya. Dan hal ini tidak akan tercapai kecuali dengan tiga hal:  
  1. senantiasa bergegas dalam melaksanakan perintaNya, 
  2. ridha atas qadha dan qadar juga pembagian dari Allah, dan 
  3. menghindari rasa menyesal atas pilihan yang telah diberikan oleh Allah kepadamu sekalipun pilihan itu bukan pilihanmu.
Anakku, tahukah kamu apa itu tawakkal? Tawakal adalah kamu betul betul yakin bahwa apa yang sudah menjadi bagian kamu, pasti akan sampai kepadamu sekalipun semua penghuni dunia ini menghalanginya. Demikian juga, apa yang bukan bagian kamu, tidak akan pernah sampai kepadamu meskipun seluruh penghuni dunia ini turut membantumu.

Anakku, tahukah kamu apa itu ikhlas? Ikhlas adalah upaya untuk menjadikan seluruh perbuatan kamu hanya karena Allah, dalam pengertian, tidak terbesit sedikitpun dalam hati kamu untuk memperoleh balasan, pujian atau apapun dari sesama manusia, baik ketika sedang melakukan perbuatan tersebut maupun setelahnya. Di antara ciri keikhlasan adalah, kamu tidak merasa bahagia dan bangga dengan pujian dari manusia, juga kamu tidak merasa bersedih hati, kecewa tatkala mereka mencela dan menghina kamu. Berlakulah biasa dan sama dalam dua keadaan tersebut.

Anakku, bila suatu saat seorang penguasa hendak berkunjung ke rumahmu, maka kamu akan memoles dan menata dengan baik semua benda yang diyakini akan dilihat oleh penguasa tersebut. Bila dengan penguasa saja seperti itu, maka apalagi dengan Allah. Bukankah dalam sebuah hadits Rasulullah pernah bersabda, bahwa Allah hanya akan melihat hati dan amalmu dan bukan harta serta kecantikanmu? Bila tahu itu, maka kamu harus segera memperindah, mempersiapkan sebaik mungkin hati dan amal kamu sebelum Allah datang "berziarah" kepadamu.

Terakhir, wahai anakku, saya ajarkan kepada kamu sebuah doa yang sebaiknya kamu baca sesering mungkin terutama setelah shalat. Semoga dengan do'a ini dapat membantu kamu untuk terus beramal:
أللَّـهُمَّ إِناَّ نَسْأَلُكَ مِنَ النِّعْمَةِ تَماَمَهاَ وَمِنَ العِصْمَةِ دَواَمَهاَ وَمِنَ الرَّحْمَةِ شُمُوْلَهاَ وَمِنَ العاَفِيَّةِ حُصُوْلَهاَ وَمِنَ العَيْشِ أَرْغَدَهُ وَمِنَ العُمْرِ أَسْعَدَهُ وَمِنَ الإِحْساَنِ أَتَمَّهُ وَمِنَ الإِنْعاَمِ أَعَمَّهُ وَمِنَ الفَضْلِ أَعْذَبَهُ وَمِنَ اللُّطْفِ أَنْفَعَهُ , أللَّـهُمَّ كُنْ لَناَ وَلاَتَكُنْ عَلَيْناَ , أللَّـهُمَّ اخْتِمْ بِالسَّعاَدَةِ آَجاَلَناَ وَحَقِّقْ بِالزِّياَدَةِ آَماَلَناَ وَاقْرُنْ بِالعاَفِيَّةِ غُدُوَّناَ وَآَصاَلَناَ , وَاجْعَلْ إِلىَ رَحْمَتِكَ مَصِيْرَناَ وَمَأَلَناَ وَصُبَّ سِجاَلَ عَفْوِكَ عَلَى ذُنُوْبِناَ وَمُنَّ عَلَيْناَ بِإِصْلاَحِ عُيُوْبِناَ وَاجْعَلِ التَّقْوَى زاَدَناَ وَفىِ دِيْنِكَ اجْتِهاَدَناَ وَعَلَيْكَ تَوَكُّلَناَ وَاعْتِماَدَناَ وَثَبِّتْناَ عَلَى نَهْجِ الإِسْتِقاَمَةِ وَأَعِذْناَ فىِ الدُّنْياَ مِنْ مُوْجِباَتِ النَّداَمَةِ يَوْمَ القِياَمَةِ , وَخَفِّفْ عَنّاَ ثِقَلَ الأَوْزاَرِ وَارْزُقْناَ عَيْشَةَ الأَبْراَرِ وَاكْفِناَ وَاصْرِفْ عَنّاَ شَرَّ الأَشْراَرِ وَاعْتِقْ رِقاَبَناَ وَرِقاَبَ آَباَئِناَ وَأُمَّهاَتِناَ وَأَوْلاَدِناَ وَإِخْواَنِناَ وَعَشِيْرَتِناَ مِنْ عَذاَبِ القَبْرِ وَمِنَ النِّيْراَنِ بِرَحْمَتِكَ ياَعَزِيْزُ ياَغَفَّارُ ياَسَتَّارُ ياَحَلِيْمُ ياَجَبَّارُ (يَآأَللهُ يَآأَللهُ يَآأَللهُ يَآرَحْمَنُ ياَرَحِيْمُ بِرَحْمَتِكَ يَآأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ ) إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ وَبِالإِجاَبَةِ جَدِيْرٌ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Artinya :
Ya Allah sesungguhnya kami memohon kepadaMu dikaruniakan kenikmatan sempurna, perlindungan abadi,  kasih sayang yang menghampar, kesejahteraan yang diraih, kehidupan yang paling menyenangkan..,  umur yang paling membahagiakan, kebaikan yang paling sempurna, kenikmatan yang paling luas,  keutamaan yang paling baik, juga kemurahan yang paling bermanfaat.., Ya Allah jadikanlah apapun bermanfaat pada kami, jangan jadikan apapun membahayakankami.., Ya Allah akhirilah kami dengan bahagia di saat ajal menjemput, nyatakanlah agar kami mendapat kebaikan melebihi apa yang kami harapkan, iringilah kami dengan kesejahteraan baik di waktu pagi ataupun sore, jadikanlah tempat kembali dan tempat tinggal bagi kami ialah menuju kasih sayangMu, kucurkanlah hujan ampunanMu atas semua dosa-dosa kami, karuniakan kami agar dapat memperbaiki kehilapan, jadikan ketaqwaan sebagai bekal kehidupan kami, jadikan kami selalu bersungguh-sungguh dalam agamaMu, jadikan kami selalu berserah diri dan tawakal kepadaMu, teguhkan kami di jalan istiqomah (selalu dalam keadaan menyembahMu).., lindungi kami dalam kehidupan dunia dari segala hal yang menimbulkan penyesalan di hari qiyamahringankanlah kami dari setiap beban yang menyulitkan karena dosa-dosa, berikanlah kami kehidupan orang-orang yang mendapat kebahagiaan, lindungilah serta halangilah kami dari kehidupan orang-orang yang jahat dan tercela, bebaskan dan selamatkanlah diri kami, kedua orang tua kami, anak-anak kami, saudara-saudara kami, kawan-kawan kami semua, dari siksa kubur dan siksa neraka, berkat segala kasihMu.., wahai yang maha mulia, wahai Yang maha Pengampun, wahai Yang maha menutupi kehilapan, wahai Yang maha pemurah, wahai Yang maha perkasa (Ya Allah, Ya Allah, Ya Allah, wahai Yang maha Pengasih, wahai Yang maha Penyayang, dengan segala kasih Mu, wahai Yang paling Pengasih diantara yang pengasih)3x .., Sesungguhnya Engkau maha kuasa atas segala sesuatu dan selalu segera memenuhi permohonan.., Semoga Allah melimpahkan kasih sayangNya pada baginda kita Muhammad, keluarga, juga sahabat, amien …,

Demikian, di antara nasihat Imam Ghazali untuk kita pencari ilmu. Mari kita coba wujudkan semangat ilmu untuk amal dan amal berdasarkan ilmu, agar kita dapat meraih kebahagian di dunia dan di akhirat. Amin. Wallahu a'lam.

sumber:  
materi  Oleh: Aep Saepulloh Darusmanwiati 
doa dari: arbabulhija.blogspot.com

2 komentar:

  1. saalam..

    hmmm, mesti mengali ilmu terutama berkaitan dengan ilmu rohani atau agama ya sob.

    thanks sob.

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar sekali sob, Albert Einstein yg keturunan yahudi aja sadar kalo “ilmu tanpa agama buta, agama tanpa ilmu lumpuh” biar semua berjalan secara normal, semua memenuhi pasangan2nya . malam harus berpasangan/bergantian dg siang..laki berpasangan dg perempuan dll

      Hapus