Senin, 12 September 2011

WIRID SYEKH ABU BAKAR BIN SALIM



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
. اَللّهُمَّ يَا عَظِيْمَ السُّلْطَانِ يَاقَدِيْمَ اْلاِحْسَانِ يَادَإِمَ النِّعَمِ يَاكَـثِيْرَ الْجُوْدِ يَاوَاسِعَ الْعَطَاءِ يَاخَفِيَّ اللُّطْفِ، يَاجَمِيْلَ الصُّنْعِ يَِاحَلِيْمًالاَ يَعْجَلُ. صَلِّ يَا رَبِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَالِه وَسَلِّمْ وَارْضَ عَنِ الصَّحَابَةِ اَجْمَعِيْنَ. اَللّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ شُكْرًا وَلَكَ الْمَنُّ فَضْلاً وَاَنْتَ رَبُّنَا حَقاًّ وَنَحْنُ عَبِيْدُكَ رِقاًّ وَاَنْتَ لَمْ تَزَ لْ لِذَا لِكَ اَهْلا.ً يََا مُيَسِّـرَ كُلِّ عَسِـيْرٍ وَيَاجَابِرَ كـُلِّ كَسِيْـرٍ وَ يَا صَاحِبَ كُلِّ فَرِيْدٍ وَيَامُغْنِيَ كُلِّ فَقِيْرٍ وَيَامُقَوِّيَ كُلِّ ضَعِيْفٍ وَيَامَأْمَنَ كُلِّ مَخِيْفٍ، يَسِّرْ عَلَيْنَاكُلَّ عَسِيْرٍ، فَتَيْسِيْرُالْعَسِيْرِعَلَيْكَ يَسِيْرٌ.اَللّهُمَّ يَامَنْ لاَيَحْتَاجُ اِلَى الْبَيَـانِ وَالتَّفْسِيْرِ حَاجَاتُنَاكَثِيْرٌ، وَاَنْتَ عَالِمٌ بِهَاوَخَبِيْرٌ، اَللّهُمَّ اِنِّيْ اَخَافُ مِنْكَ وَاَخَافُ مِمَّنْ يَخَافُ مِنْكَ، وَاَخَافُ مِمَّنْ لاَ يَخَافُ مِنْكَ. اَللّهُمَّ بِحَقِّ مَنْ يَخَافُ مِنْكَ نَجِّنَامِمَّنْ لاَ يَخَافُ مِنْكَ. اَللّهُمَّ بِحَقِّ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ اُحْرُ سْنَابِعَيْنِكَ الَّتِى لاَ تَنَامُ، وَاكْـنُفْنَا بِكَنَفِكَ الَّذِيْ لاَيُرَامُ وَارْحَمْنَا بِقُدْرَتِكَ عَلَيْنَا فَلاَ نَهْلِكْ وَاَنْتَ ثِـقـَتُـنَا وَرَجَاؤُنَا. وَصَلىَّ اللهُ عَلىَ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ وَالِـه وَصَحْبِه وَسَلـَّمَ، وَالـْحَمْدُلِلّهِ رَبِّ الـْعَالـَمِيْنَ.
عَدَدَخَلـْقِه َورِضَى نَفْسِه وَزِنَةَعَرْشِه وَمِدَادَكَلِمَاتِه


اَللّهُمَّ اِنَّانَسْأَ لُكَ زِيَادَةً فِى الدِّ يْنِ، وَبَرَكَةً فِى الـْعُمُرِ وَصِحَّةً فِى الـْجَسَدِ وَسِعَةً فِى الرِّ زْقِ وَتَوْبَةً قَـبْلَ الـْمَوْتِ وَشَهَادَةًعِنْدَالـْمَوْتِ. وَمَغْـفِرَةً بَعْدَالـْمَوْتِ وَعَفْوًاعِنْدَ الـْحِسَابِ وَاَمَانًامِنَ الـْعَذَابِ وَنَصِيـْبًامِنَ الـْجَنَّةِ وَارْزُقْـنَا النـَّظَرَاِلى وَجْهِكَ الـْكَرِيْمِ. وَصَلَّى اللهُ عَلىََ سَـيِّدِنَامُحَمَّدٍ وَالِه وَصَحْبِهِ وَسَلَّمٌ (سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الـْعِزَّةِ عَمَّايَصِفُوْنَ وَسَلمٌ عَلَى الـْمُرْسَلِيْنَ. وَالـْحَدْلِلّهِ رَبِّ الـْعَالَمِيْنَ.عَدَدَخَلـْقِه وَرِضَى نَفْسِه وَزِنَةَعَرْشِه وَمِدَادَكَلِمَاتِه

Wahai Yang Maha Agung Kerajaan Nya, Wahai Yang Maha Terdahulu Kebaikan Nya, Wahai Yang Tak Henti hentinya Melimpahi Nikmat, Wahai Yang Maha Banyak Limpahan Kemurahan Nya,
Wahai Yang Maha Luas Pemberian Nya, Wahai Yang Maha Tersembunyi Kasih Sayang Nya, Wahai Yang Maha Lembut Perbuatan Nya, Wahai Yang Maha Berkasih Sayang tanpa Tergesa gesa menurunkan siksa,
Limpahkanlah Shalawat Wahai Tuhanku pada Sayyidina Muhammad dan pada Keluarga serta Salam Sejahtera dan Ridhoilah atas semua para sahabatnya sekalian,
Wahai Allah Bagi Mu segala Pujian dan Syukur, Dan Bagi Mu (kami sangat) Berhutang Budi atas Segala Anugerah, Dan Engkaulah Pemilik Kami Yang Sebenar benarnya, Dan Kamilah Hamba Mu yang Kau Miliki, Dan Engkau Tetap Abadi memiliki kami, Wahai Yang Maha Memudahkan semua Hamba Mu yg Kesulitan, Wahai Yang Maha Menghibur semua Hamba Mu yg tenggelam dalam Kecewa dan Kesedihan, Wahai Yang Maha Menemani semua Hamba Mu yang dalam Kesendirian,
Wahai Yang Maha Mencukupi semua Hamba Mu yg Faqir, Wahai Yang Maha Menguatkan semua Hamba Mu yang Lemah, Wahai Yang Maha Mengamankan semua yang dalam Ketakutan,
Mudahkanlah bagi kami segala kesulitan kami, Engkaulah satu satunya yang Maha Memudahkan segala yg Sulit, Dan Milik Mu segala Kemudahan,
Wahai Allah Yang Tak Membutuhkan penjelasan dan penafsiran (atas kesulitan kami),
Hajat Kami sangatlah banyak, dan Engkau Maha Mengetahuinya dan Maha Memahami Kejadiannya,
Wahai Allah kami takut pada Kewibawaan Mu, dan kami takut pada orang yg takut pada Kewibawaan Mu (para Wali Allah, takut bila berbuat salah pd mereka, kami akan mendpt kemurkaan Mu.), dan kami takut pula pada orang yg tidak takut pada Kewibawaan Mu (para Musuh Allah, takut bila perbuatan mereka pd kami menjauhkan kami dari Mu.)
Wahai Allah Demi Orang orang Yang Takut akan Kewibawaan Mu, Selamatkan Kami dari orang orang yg tak takut pada Kewibawaan Mu, Wahai Allah demi Sayyidina Muhammad..,
Jagalah Kami dengan Pandangan Mu Yang Tak Pernah Terlelap, dan Ayomilah Kami dengan Pemeliharaan Mu yang Tak terbayangkan, Kasihanilah kami, Dengan Ketentuan Mu yg akan menimpa kami, maka kami tak akan celaka bila Engkau Harapan Kami dan Pegangan Kami. Maka shalawat serta salam atas pemimpin kami sayidina Muhammad dan atas keluarga dan sahabatnya, dan segala puji bagi Tuhan sekalian Alam, sebanyak ciptaan Nya, dan keridhoan diri Nya, dan perhiasan Arsy Nya, dan tinta kalimat Nya,
Wahai Allah kami memohon kepada Mu bertambahnya keiamanan dalam beragama, keberkahan dalam usia, kesehatan tubuh, keluasan dalam rizki, dan taubat sebelum kematian, dan syahadat saat kematian, dan pengampunan setelah kematian, dan pengampunan di hari hisab, dan aman dari siksa, dan bagian dari sorga, dan berilah kami kesempatan memandang kepada Dzat Mu yg Maha Agung dan Mulia,
Maka shalawat Allah dan salam semoga selalu atas sayyidina Muhammad dan atas keluarga dan sahabatnya, walhamdulillahirabbil’alamin

Senin, 15 Agustus 2011

Shalawat Ibnu Abbas RA

اَللَّهُمَّ يَادَا ئِمَ الفَضْلِ عَلَى الْبَرِيَّةِ يَا بَا سِطَ الْيَدَيْنِ بِالْعَطِيَّةِ يَا صَاحِبَا الْمَوَاهِبِ الْسَّنِيَّةِ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْوَرَى سَجِيَّةً وَغْفِرْلَنَا يَاذَا الْعُلَى فِى هَذِهِ السَّنِيَّةِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّ حِمِيْنَ .


Ya Allah, Ya  Dzat yang tetap (memberi) anugerah kepada manusia, Ya Dzat yang membentangkan ke-dua tanga pemberian. Ya Dzat yang punya pemberian-pemberian yang tinggi, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, sebaik-baik manusia yang baik berbudi pekertinya, dan ampunilah (dosa-dosa) kami, Ya Dzat Yang Punya keluhuran derajat dengan rahmat-Mu, Ya Dzat Yang paling belas kasih kepada orang-orang yang berbeas kasih.


Shalawat ini berasal dari Abdullah bin Abbas Ra. Sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Al-Madini, bahwa kasiat membaca shalawat ini antara lain: baik untuk para pencari ilmu di pesantren maupun di lembaga pendidikan lain agar cepat memperoleh ilmu yang bermanfaat, sebab shalawat ini dapat menyinari hati, juga dapat untuk membentengi diri dari gangguan sihir. 



Shalawat Naqsabandiyyah


اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ  سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ 
عَدَدَ كُلِّ دَاءٍ وَدَوَاءٍ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَعَلَيْهِمْ كَثِيْرًا .      
Ya Allah curahkan rahmatt ta’dzim kepada junjungan kami Nabi Muhammad menurut bilangan semua penyakit dan obat. Dan semoga Engkau memberikan keberkahan dan keselamatan yang banyak kepada Nabi Muhammad dan keluarganya.

Shalawat ini berasal dari Syech Khalid An-Naq Syabandi, pembaharu tharekat Naksabandiyyah. Beliau mengatakan  :”Bahwasanya shalawat ini sangat baik sekali untuk membentengi diri dari penguasa yang dzalim, menjaga kehormatan diri atau tipu daya setan, bahkan ada sebagian orang yang menjadikan shalawat ini sebagai perantara untuk menyembuhkan penyakit panas.

Minggu, 14 Agustus 2011

Shalawat Ghazali


اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍوَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً دَائِمَةً مُسْتَمِرَّةً تَدُوْمُ بِدَوَامِكَ وَتَبْقَـى بِبَقَائِكَ وَتَخْلُدُ بِخُلُوْ دِكَ وَلَاغَايَةَ لَهَا دُوْنَ مَرْضَاتِكَ وَلَاجَزَاءَ لِقَائِلِكَ وَمُصَلِّيْهَا غَيْرَ جَنَّتِكَ وَالنَّظَرَ اِلَـى وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ    

artinya;

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Ya Allah limpahkanlah rahmat pada junjungan kami Muhammad dan kepala keluarga junjungan kami Muhammad,rahmat yang kekal dan terus menerus, ia kekal karena kekekalanMu,    ia tetap karena ketetapanMu,ia langgeng karena kelanggenganMU.Tidak ada ujung baginya tanpa keridhoaanMu.Tidak ada balasan bagi pembacanya dan yang memintakan rahmat selain surgaMu dan melihat kepada wajahMu yang Maha Mulia.

Salawat ini diamalkan terutama bagi orang yang ingin terang dan cerdas pikiran dan hatinya. Baik buat anak-anak santri maupun siswa-siswi, mahasiswa tinggkat S1 maupu S S berikutnya, agar mudah mencerap ilmu yang bermanfaat. Insya Allah jika saat lagi belajarnya rajin beribadah dan berdoa serta bershalawat kepada Nabi, saat nanti dipake oleh negara mengemban amanat bangsa tidak akan korupsi.
 IKLAN DULU DEH.....

Shalawat Quthbul Aqthab (sarana menyembuhkan berbagai macam penyakit)


اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍوَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍفِـى الْاَوَّلِيْنَ وَصَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِـى الْاَخِرِيْنَ وَ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِـى الْمُرْسَلِيْنَ وَصَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِـى الْمَلَاءِ الْاَعْلَـى اِلَـى يَوْ مِ الدِّيْنَ

artinya;
 Ya Allah,berikan rahmat takzim kepada junjungan kami Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Muhammad pada (abad-abad) pertama dan berikan rahmat takzim kepada junjungan kami Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Muhammad pada (abad-abad) terakhir dan berikan rahmat takzim kepada junjungan kami Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Muhammad pada orang-orang yang tertinggi sampai hari kiamat.  

Shalawat ini disusun oleh Habib Abdillah bin Alwi Al-Haddad, shohiburratib. Diantara fadlilahnya adalah untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit dan untuk mentramkan hati yang gelisah, gundah karena urusan dunia.

Shalawat Al Fatih



اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمُ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ نِ الْفَاتِحِ لِمَا اُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ نَاصِرِ الْحَقِّ ‍ بِالْحَقِّ وَالْهَادِى اِلى صِرَاطِك الْمُسْتَقِيْم وَعَلى الِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ الْعَظِيْمِ

artinya;

Ya Allah, limpahkanlah (berikan) rahmat takzim,salam sejahtera (shalawat dan salam) serta keberkahan kepada junjungan kita Muhammad Salallahu’alaihi Wasalam.sebagai pembuka sesuatu yang terkunci (tertutup) dan penutup sesuatu (para utusan) yang terdahulu,dialah penolong yang benar dengan kebenaran dan petunjuk menuju jalanMU yang lurus. Semoga Allah melimpahkan (memberikan) rahmat takzim/shalawat kepadanya beserta keluarganya (yang beriman dan mengikuti petunjuknya) dan para sahabat sahabatnya dengan sepenuhnya/dengan sebenar benarnya qudrah dan miqdrarnya yang agung.

 Shalawat ini dipopulerkan oleh jamaah Thoriqoh Tajiniyah, oleh Syekh Ahmad at-Tijany r.a. Adapun fadlilah shalawat ini banyak sekali, pokoknya semua shalawat top markotop deh manfaatnya. Apa pun hajat yg akan kita luncurkan (maksudnya dialamatkan kepada Allah) maka pakelah busur panah shalawat, dijamin cepat sampe dan terbalas. Kalo gak percaya coba sendiri. 

Sholawat Nurul Awar


  اللهم صَلِّ عَلَى نُوْرِ الْاَنْوَارْ وَسِرِّ الاَسرَارِ وَتِر يَاقِ الاَغيَارِ وَمِفتَاحِ بَابِ اليَسَارِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد المُختَارِ وَالِهِ الاَطهَار وَاصحَا بِهِ الاَخيَارِ عَدَدَ نِعَمِ اللهِ وَاِفضَالِهِ

Artinya :
Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada cahaya dari segala cahaya, rahasia dari segenap rahasia, penawar duka dan kebingungan, pembuka pintu kemudahan, yakni junjungan kami, Nabi Muhammad saw yang terpilih, keluarganya yang suci dan para sahabatnya yang mulia sebanyak hitungan nikmat Allah SWT dan karunia Nya


Keutamaan dan khasiat sholawat Nurul anwar :

Sholawat ini bersumber dari wali quthub Sayyid Ahmad al Badawi ra. menurutnya, keutamaan dan kegunaannya sholawat ini adalah :
Jika dibaca setiap selesai shalat fardhu, maka akan terhindar dari segala mara bahaya dan memperoleh rizki
dengan mudah
Jika dibaca 7 kali  sebelum tidur, insya Allah akan terhindar dari sihir yang dilakukan orang jahat
Jika dibaca 100 kali sehari semalam, akan memperoleh cahaya Illahi, menolak bencana, mendapat rizki lahir batin

Sholawat At-Taajiyyah Al-imam Fakhrul Wujud As-Syaikh Abu Bakar bin Salim


صلاة التاج
اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ وكَرِّمْ بِقُدْرِ عَظَمَةِ ذَاتِكَ الْعَلِيَّةِ، فِيْ كُلِّ وَقْتٍ وَحِيْنٍ أَبَدَا، عَدَدَ مَا عَلِمْتُ، وَزِنَّةَ مَا عَلِمْتَ، وَمِلْأَ مَا عَلِمْتَ، عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ، صَاحِبِ التَّاجِ وَالْمِعْرَاجِ وَالبُرَاقِ وَالْعَلَمِ وَدَافِعِ الْبَلَاءِ وَالْوَبَاءِ وَالْمَرَضِ وَاْلأَلَمِ، جِسْمُهُ مُطَهَّرٌ مُعَطَّرٌ مُنَوَّرٌ، مَنِ اسْمُهُ مَكْتُوْبٌ مَرْفُوْعٌ مَوْضُوْعٌ عَلَى اللَّوْحِ وَالْقَلَمِ، شَمْسِ الضُّحَى بَدْرِ الدُّجَى نُوْرِ الْهُدَى مِصْبَاحِ الظُّلَمِ، أَبِي الْقَاسِمِ سَيِّدِ الْكُوْنَيْنِ وَشَفِيْعِ الثَّقْلَيْنِ، أَبِي الْقَاسِمِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ ابْنِ عَبْدِ اللهِ سَيِّدِ الْعَرَبِ وَالْعَجَمِ، نَبِيِّ الْحَرَمَيْنِ مَحْبُوبٌ عِنْدَ رَبِّ الْمَشْرِقَيْنِ وَالْمَغْرِبَيْنِ، يَا أَيُّهَا الْمُشْتَاقُوْنَ لِنورِ جَمَالِهِ صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِمُوْا تَسْلِيْمَا
ااَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِمْ بِجَمِيْعِ الصَّلَوَاِت كُلِّهَا عَدَدَ مَا فِيْ عِلْمِ اللهِ، عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَمَنْ وَالَاهُ ، فِيْ كُلِّ لَحْظَةٍ أَبَدًا بِكُلِّ لِسَانِ لِأَهْلِ الْمَعْرِفَةِ بِالله [ 3مرة] عَدَدَ خَلْقِكَ وَرِضَاءَ نَفْسِكَ وَزِنَةَ عَرْشِكَ وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ.
اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَلْاَصْحَابِ، صَلَاةً وَسَلَا مًاتَرْ فَعُ بِهِمَا بَيْنِي وَبَيْنَهُ الْحِجَابُ، وَتُدْخِلُنِى بِهِمَاعَلَيْهِ مِنْ اَوْسَعِ بَابٍ، وَتُسْقِيْنِيْ بِهِمَا بِيَدِهِ الشَّرِ يْفَةِ اَعْذَبَ الْكُؤُ سِ مِنْ اَحْلَى شَرَابٍ(ثلاث)  عَدَدَ خَلْقِكَ وَرِضَاءَ نَفْسِكَ وَزِنَةَ عَرْشِكَ وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ
اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهَ مِثْلَ ذَلِكَ [ 50مرة] ، فِيْ كُلِّ لَحْظَةٍ أَبَدًا، عَدَدَ خَلْقِكَ وَرِضَاءَ نَفْسِكَ وَزِنَةَ عَرْشِكَ وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ
Ya Allah, Limpahkanlah Shalawat dan salam, berikanlah keberkatan dan kemuliaan, sebesar keagungan Dzat-Mu Yang Maha Tinggi, di setiap waktu dan kesempatan, selama-lamanya, sebanyak bilangan yang Engkau ketahui, sebesar bilangan segala yang Engkau ketahui, dan sepenuh bilangan segala yang Engkau ketahui, kepada junjungan dan pemimpin kami Muhammad saw, pemilik mahkota, Nabi yang (diistimewakan dengan) Mi’raj, kendaraan Buraq dan dengan bendera (Liwa’ al-Hamd). Nabi yang jasadnya suci dan disucikan, beraroma harum semerbak dan bercahaya. Nabi yang namanya ditinggalkan dan terpampang di Lauh al-Mahfuz dan Qalam. Matahari diwaktu Dhuha, purnama dikegelapan malam, cahaya petunjuk, pelita kegelapan, Abi al-Qasim, pemimpin dua alam dan pemberi syafaat bagi jin dan manusia. Nabi dari dua tanah haram, yang dicintai Tuhan penguasa Masyriq dan Maghrib. Wahai siapa yang merindukan (untuk melihat) cahaya keindahannya, ucapkanlah shalawat dan salam kalian kepadanya.

Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam, dengan segenap shalawat yang ada didalam ilmu Allah, atas junjungan kami Muhammad saw dan keluarganya serta orang-orang yang mengikutinya. Dalam setiap waktu, selama-lamanya, dengan segala bentuk ungkapan orang-orang yang telah mengenal Allah swt (ahli ma’rifah) (3 kali), sebanyak bilangan makhluk-Nya, Keridhoan diri-Nya sebesar keagungan arsy-Nya dan sebanyak bilangan tinta kalimat-Nya.

Ya Allah, Limpahkanlah shalawat dan salam kepada junjungan kami Muhammad dan keluarganya serta para sahabatnya. Shalawat dan salam yang dengannya Engkau angkat hijab yang mendidindingi diriku dengannya, kau masukan aku kedalam pintu yang paling lebar, dan kau tuangi aku dengan tangan yang mulia dan dari cawan yang terindah, semurni-murni dan serta semanis-manis minuman (3 kali), sebanyak bilangan makhluk-Nya, keridhan dari-Nya, sebesar keagungan arsy-Nya dan sebanyak bilangan tinta kalimat-Nya.

Shalawat ini disusun oleh:  Al-imam Fakhrul Wujud As-Syaikh Abu Bakar bin Salim 
Di antara Kata Mutiara dan Untaian Hikmah Penuh Nasihat antara lain:

Pertama:
Paling bernilainya saat-saat dalam hidup adalah ketika kamu tidak lagi menemukan dirimu. Sebaliknya adalah ketika kamu masih menemukan dirimu. Ketahuilah wahai hamba Allah, bahwa engkau takkan mencapai Allah sampai kau fanakan dirimu dan kau hapuskan inderamu. Barang siapa yang mengenal dirinya (dalam keadaan tak memiliki apa pun juga), tidak akan melihat kecuali Allah; dan barang siapa tidak mengenal dirinya (sebagai tidak memiliki suatu apapun) maka tidak akan melihat Allah. Karena segala tempat hanya untuk mengalirkan apa yang di dalamnya.

Kedua:
Ungkapan beliau untuk menyuruh orang bergiat dan tidak menyia-nyiakan waktu”Siapa yang tidak gigih di awal (bidayat) tidak akan sampai garis akhir (nihayat). Dan orang yang tidak bersungguh-sungguh (mujahadat), takkan mencapai kebenaran (musyahadat). Allah SWT berfirman: ”Barangsiapa yang berjuang di jalan Kami, maka akan Kami tunjukkan kepadanya jalan-jalan Kam”. Siapa pun yang tidak menghemat dan menjaga awqat (waktu-waktu) tidak akan selamat dari malapetaka. Orang-orang yang telah melakukan kesalahan, maka layak mendapat siksaan.

Ketiga:
Tentang persahabatan: ”Siapa yang bergaul bersama orang baik-baik, dia layak mendapatkan makrifat dan rahasia (sirr). Dan mereka yang bergaul dengan para pendosa dan orang bejat, akan berhak mendapat hina dan api neraka”.

Keempat:
Penafsirannya atas sabda Rasul s.a.w”Aku tidaklah separti kalian. Aku selalu dalam naungan Tuhanku yang memberiku makan dan minum”. Makanan dan minuman itu, menurutnya, bersifat spiritual yang datang datang dari haribaan Yang Maha Suci”.

Kelima:
Engkau tidak akan mendapatkan berbagai hakikat, jika kamu belum meninggalkan benda-benda yang kau cintai. Orang yang rela dengan pemberian Allah (qana’ah), akan mendapat ketenteraman dan keselamatan. Sebaliknya, orang yang tamak, akan menjadi hina dan menyesal. Orang arif adalah orang yang memandang aib-aib dirinya. Sedangkan orang lalai adalah orang yang menyoroti aib-aib orang lain. Banyaklah diam maka kamu akan selamat. Orang yang banyak bicara akan banyak menyesal.

Keenam:
Benamkanlah wujudmu dalam Wujud-Nya. Hapuskanlah penglihatanmu, (dan gunakanlah) Penglihatan-Nya. Setelah semua itu, bersiaplah mendapat janji-Nya. Ambillah dari ilmu apa yang berguna, manakala engkau mendengarkanku. Resapilah, maka kamu akan meliht ucapan-ucapanku dalam keadaan terang-benderang. Insya-Allah….! Mengartilah bahwa Tuhan itu tertampakkan dalam qalbu para wali-Nya yang arif. Itu karena mereka lenyap dari selain-Nya, raib dari pandangan alam-raya melalui Kebenderangan-Nya. Di pagi dan sore hari, mereka menjadi orang-orang yang taat dalam suluk, takut dan berharap, ruku’ dan sujud, riang dan digembirakan (dengan berita gembira), dan rela akan qadha’ dan qadar-Nya. Mereka tidak berikhtiar untuk mendapat sesuatu kecuali apa-apa yang telah ditetapkan Tuhan untuk mereka”.

Ketujuh:
Orang yang bahagia adalah orang yang dibahagiakan Allah tanpa sebab (sebab efisien yang terdekat, melainkan murni anugerah fadhl dari Allah). Ini dalam bahasa Hakikat. Adapun dalam bahasa Syari’at, orang bahagia adalah orang yang Allah bahagiakan mereka dengan amal-amal saleh. Sedang orang yang celaka, adalah orang yang Allah celakakan mereka dengan meninggalkan amal-amal saleh serta merusak Syariat – kami berharap ampunan dan pengampunan dari Allah.

Kedelapan:
Orang celaka adalah yang mengikuti diri dan hawa nafsunya. Dan orang yang bahagia adalah orang yang menentang diri dan hawa nafsunya, minggat dari bumi menuju Tuhannya, dan selalu menjalankan sunnah-sunnah Nabi s.a.w.

Kesembilan:
Rendah-hatilah dan jangan bersikap congkak dan angkuh.

Kesepuluh:
Kemenanganmu teletak pada pengekangan diri dan sebaliknya kehancuranmu terletak pada pengumbaran diri. Kekanglah dia dan jangan kau umbar, maka engkau pasti akan menang (dalam melawan diri) dan selamat, Insya-Allah. Orang bijak adalah orang yang mengenal dirinya sedangkan orang jahil adalah orang yang tidak mengenal dirinya. Betapa mudah bagi para ’arif billah untuk membimbing orang jahil. Karena, kebahagiaan abadi dapat diperoleh dengan selayang pandang. Demikian pula tirai-tirai hakikat menyelubungi hati dengan hanya sekali memandang selain-Nya. Padahal Hakikat itu juga jelas tidak terhalang sehelai hijab pun. Relakan dirimu dengan apa yang telah Allah tetapkan padamu.

Kesebelas:
Semoga Allah memberimu taufik atas apa yang Dia ingini dan redhai. Tetapkanlah berserah diri kepada Allah. Teguhlah dalam menjalankan tata cara mengikut apa yang dilarang dan diperintahkan Rasul s.a.w. Berbaik prasangkalah kepada hamba-hamba Allah. Karena prasangka buruk itu berarti tiada taufik. Teruslah rela dengan qadha’ walaupun musibah besar menimpamu. Tanamkanlah kesabaran yang indah (Ash-Shabr Al-Jamil) dalam dirimu. Allah berfirman: ”Sesungguhnya Allah mengganjar orang-orang yang sabar itu tanpa perhitungan. Tinggalkanlah apa yang tidak menyangkut dirimu dan perketatlah penjagaan terhadap dirimu”.

Keduabelas:
Dunia ini putra akhirat. Oleh karena itu, siapa yang telah menikahi (dunia), haramlah atasnya si ibu (akhirat).
Dan masih banyak lagi ucapan beliau r.a. yang lain yang sangat bernilai.    


Yuk kita dengerin dulu pengajian Gus Baha berikut ini:
Tolong bantu Subscribe yah, terimakasih


Sholawat Manshub (Shalawatnya Habib Sholeh Tanggul)



اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تَغْفِرُ بِهَا الذُّنُوْ بَ
وَ تُصْلِحُ بِهَا الْقُلُوْ بُ وَتَنْطَلِقُ بِهَا الصُّعُوْبُ
وَ تَلِيْنُ بِهَا آلْعُصُوْ بُ وَعَلَى آلِه ِوَصَحْبِهِ وَ مَنْ اِلَيْهِ مَنْسُوْبٌ

Artinya: Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad yang dengannya Engkau ampuni kami, Engkau perbaiki hati kami, menjadi lancar urat-urat kami, menjadi mudah segala kesulitan, juga kepada keluarganya dan para sahabatnya.

Sholawat ini dari al – Habib Sholeh bin Muhsin al – Hamid (Habib Sholeh Tanggul). “Beliau berkata ; sholawat ini dibaca 11 atau 41 kali dengan niat untuk memperoleh kemudahan dan terkabulnya semua hajat, insya Alloh akan mendapatkannya”. Kebanyakan orang yang meminta do’a kepada beliau, beliau memberikan sholawat ini.
Tatacara :
  1. Bacalah minimal setiap pagi dan petang, sebanyak hitungan semampu anda.
  2. Bila sedang diberi ujian sakit bacalah sebanyak 100 kali. Lalu tiupkan dikedua telapak tangan kemudian usapkan kebagian tubuh yang sakit.
  3. Bila untuk menyembuhkan orang lain, caranya sama. Pembacaan boleh dilakukan sedirian atau secara berjamaah. Boleh juga dengan menggunakan media air putih atau air zam-zam. Dibacakan sebanyak 7 kali atau 100 kali. Minumkan kepada si sakit. Lakukan beberapa kali, jangan bosan atau berputus asa dari rahmat pertolongan Allah.

Shalawat Nariyah

اَللَّهُمَّ صَلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الّذِي تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

artinya;
Ya Allah limpahkanlah rahmat dan keselamatan yang sempurna kepada junjungan kami Nabi Muhammad Salallahu’alaihi Wasalam,yang dapat melepaskan beberapa kerepotan/ikatan,menghilangkan beberapa kesusahan,mendatangkan beberapa hajat,mendapatkan beberapa kesenangan,husnul khatimah dan dicurahkan beberapa kerahmatan sebab wajah yang mulia dan atas seluruh keluarga serta para sahabat beliau pada setiap saat dan sebanyak yang Engkau ketahui dengan kerahmatanMU wahai Dzat yang paling belas kasih.

Keterangan:
Dalam kitab Khozinatul Asror (hlm. 179) dijelaskan, “Salah satu shalawat yang mustajab ialah Shalawat Tafrijiyah Qurthubiyah, yang disebut orang Maroko dengan Shalawat Nariyah karena jika mereka (umat Islam) mengharapkan apa yang dicita-citakan, atau ingin menolak yang tidak disukai mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca shalawat nariyah ini sebanyak 4444 kali, tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat (bi idznillah).”

“Shalawat ini juga oleh para ahli yang tahu rahasia alam diyakini sebagai kunci gudang yang mumpuni:. .. Dan imam Dainuri memberikan komentarnya: Siapa membaca shalawat ini sehabis shalat (Fardhu) 11 kali digunakan sebagai wiridan maka rizekinya tidak akan putus, di samping mendapatkan pangkat kedudukan dan tingkatan orang kaya.”

Hadits riwayat Ibnu Mundah dari Jabir mengatakan: Rasulullah SAW bersabda: Siapa membaca shalawat kepadaku sehari 100 kali (dalam riwayat lain): Siapa membaca shalawal kepadaku 100 kali maka Allah akan mengijabahi 100 kali hajatnya; 70 hajatnya di akhirat, dan 30 di dunia... Dan hadits Rasulullah yang mengatakan; Perbanyaklah shahawat kepadaku karena dapat memecahkan masalah dan menghilangkan kesedihan. Demikian seperti tertuang dalam kitab an-Nuzhah yang dikutib juga dalam Khozinatul Asror.

Diriwayatkan juga Rasulullah di alam barzakh mendengar bacaan shalawat dan salam dan dia akan menjawabnya sesuai jawaban yang terkait dari salam dan shalawat tadi. Seperti tersebut dalam hadits, beliau bersabda: Hidupku, juga matiku, lebih baik dari kalian. Kalian membicarakan dan juga dibicarakan, amal­amal kalian disampaikan kepadaku, jika saya tahu amal itu baik, aku memujii Allah, tetapi kalau buruk aku mintakan ampun kepada Allah. Hadits riwayat al-Hafizh Ismail al­Qadhi, dalam bab Shalawat ‘ala an-Nary. Imam Haitami menyebutkan dalam kitab Majma' az-Zawaid, ia menganggap shahih hadits di atas.

Hal ini jelas bahwa Rasulullah memintakan ampun umatnya di alam barzakh. Istighfar adalah doa, dan doa untuk umatnya pasti bermanfaat. Ada lagi hadits lain: Rasulullah bersabda: Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa mennjawab salam itu. (HR Abu Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam an-Nawawi, dan sanadnya shahih).
KH Munawir Abdul Fattah
Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta


Membaca Shalawat untuk Nabi


 Membaca shalawat adalah salah satu amalan yang disenangi orang-orang NU, disamping amalan-amalan lain semacam itu. Ada shalawat “Nariyah”, ada “Thibbi Qulub”. Ada shalawat “Tunjina”, dan masih banyak lagi. Belum lagi bacaan “hizib” dan “rawatib” yang tak terhitung banyaknya. Semua itu mendorong semangat keagamaan dan cita-cita kepada Rasulullah sekaligus ibadah.

Salah satu hadits yang membuat kita rajin membaca shalawat ialah: Rasulullah bersabda: Siapa membaca shalawat untukku, Allah akan membalasnya 10 kebaikan, diampuni 10 dosanya, dan ditambah 10 derajat baginya. Makanya, bagi orang-orang NU, setiap kegiatan keagamaan bisa disisipi bacaan shalawat dengan segala ragamnya.

Salah satu shalawat yang sangat popular ialah “Shalawat Badar”. Hampir setiap warga NU, dari anak kecil sampai kakek dan nenek, dapat dipastikan melantunkan shalawat Badar. Bahkan saking populernya, orang bukan NU pun ikut hafal karena pagi, siang, malam, acara dimana dan kapan saja “Shalawat Badar” selalu dilantunkan bersama-sama.

Shalawat yang satu ini, “shalawat Nariyah”, tidak kalah populernya di kalangan warga NU. Khususnya bila menghadapi problem hidup yang sulit dipecahkan maka tidak ada jalan lain selain mengembalikan persoalan pelik itu kepada Allah. Dan shalawat Nariyah adalah salah satu jalan mengadu kepada-Nya.

Salah satu shalawat lain yang mustajab ialah shalawat Tafrijiyah Qurtubiyah, yang disebut orang Maroko shalawat Nariyah karena jika mereka (umat Islam) mengharapkan apa yang dicita-citakan, atau ingin menolak apa yang tidak disuka, mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca shalawat Nariyah ini sebanyak 4444 kali, tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat bi idznillah. Shalawat ini juga oleh para ahli yang tahu rahasia alam.

Imam Dainuri memberikan komentarnya: Siapa membaca shalawat ini sehabis shalat (fardlu) 11 kali digunakan sebagai wiridan maka rejekinya tidak akan putus, disamping mendapatkan pangkat/kedudukan dan tingkatan orang kaya. (Khaziyat al-Asrar, hlm 179)

Simak sabda Rasulullah SAW berikut ini:
وَأخْرَجَ ابْنُ مُنْذَة عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ الله عَنهُ أنّهُ قال قال َرسُوْلُ اللهِ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ: مَنْ صَلّى عَلَيَّ كُلّ يَوْمٍ مِئَة مَرّةٍ وَفِيْ رِوَايَةٍ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ فِي اليَوْمِ مِئَة مَرّةٍ قَضَى اللهُ لَهُ مِئَة حَجَّةٍ سَبْعِيْنَ مِنْهَا في الأخِرَةِ وَثَلاثِيْنَ فِي الدُّنْيَا إلى أنْ قال وَرُوِيَ أن النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عليه وسلم قال : اكْثَرُوا مِنَ الصَّلاةِ عَلَيَّ فَإنّهَا تَحِلُّ اْلعَقْدَ وَتَفْرجُ الكُرَبَ كَذَا فِيْ النزهَةِ

Hadits Ibnu Mundah dari Jabir, ia mengatakan: Rasulullah SAW bersabda: Siapa membaca shalawat kepadaku 100 kali maka Allah akan mengijabahi 100 kali hajatnya; 70 hajatnya di akhirat, dan 30 di dunia. Sampai kata-kata … dan hadits Rasulullah yang mengatakan: Perbanyaklah shalawat kepadaku karena dapat memecahkan masalah dan menghilangkan kesedihan. Demikian seperti tertuang dalam kitab an-Nuzhah.

Rasulullah di alam barzakh mendengar bacaan shalawat dan salam dan dia akan menjawabnya sesuai jawaban yang terkait dari salam dan shalawat tadi. Seperti tersebut dalam hadits. Rasulullah SAW bersabda: Hidupku, juga matiku, lebih baik dari kalian. Kalian membicarakan dan juga dibicarakan, amal-amal kalian disampaikan kepadaku; jika saya tahu amal itu baik, aku memuji Allah, tetapi kalau buruk aku mintakan ampun kepada Allah. (Hadits riwayat Al-hafizh Ismail Al-Qadhi, dalam bab shalawat ‘ala an-Nabi).

Imam Haitami dalam kitab Majma’ az-Zawaid meyakini bahwa hadits di atas adalah shahih. Hal ini jelas bahwa Rasulullah memintakan ampun umatnya (istighfar) di alam barzakh. Istighfar adalah doa, dan doa Rasul untuk umatnya pasti bermanfaat.

Ada lagi hadits lain. Rasulullah bersabda: Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa menjawab salam itu. (HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam an-Nawawi, dan sanadnya shahih)
KH Munawwir Abdul Fattah
Pengasuh Pesantren Krapyak, Yogyakarta
Sumber: NU.online

Rabu, 03 Agustus 2011

Dukun DanTukang Ramal

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam Ahmad, , dalam kitab shohehnya, dari Shofiyyah binti Abi Ubeid, dari salah seorang isteri Nabi s.a.w., bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barang siapa yang mendatangi seorang dukun atau orang pintar ( peramal ) lalu  menanyakan kepadanya tentang sesuatu perkara, maka sholatnya tidak diterima selama 40 hari 40 malam".

Abu Dawud meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barang siapa yang mendatangi seorang dukun peramal atau orang pintar, dan mempercayai apa yang dikatakannya, maka sesungguhnya dia telah kafir (ingkar) terhadap wahyu yang telah diturunkan kepada Muhammad s.a.w." (HR. Abu Daud).

Dan diriwayatkan oleh empat periwayat dan Al Hakim dengan menyatakan: "Hadis ini sahih menurut kriteria Imam Bukhori dan Muslim" dari Abu Hurairah r.a. bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barang siapa yang mendatangi peramal atau dukun, lalu mempercayai apa yang diucapkannya, maka sesunggunya ia telah kafir terhadap wahyu yang telah diturunkan kepada Muhammad s.a.w.".
Abu Ya'la pun meriwayatkan hadis mauquf dari Ibnu Mas'ud seperti yang tersebut di atas, dengan sanad Jayyid.

Al Bazzar dengan sanad Jayyid meriwayatkan hadis marfu'' dari Imran bin Husain, bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Tidak termasuk golongan kami orang yang meminta dan melakukan Tathoyyur, meramal atau minta diramal, menyihir atau minta disihirkan, dan barang siapa yang mendatangi dukun lalu mempercayai apa yang diucapkannya, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap wahyu yang telah diturunkan kepada Muhammad s.a.w..
Hadis ini diriwayatkan pula oleh At Thabrani dalam Mu'jam Al Ausath dengan sanad hasan dari Ibnu Abbas tanpa menyebutkan kalimat: "dan barang siapa mendatangi …"dst.

Ibnu Abbas berkata tentang orang-orang yang menulis huruf huruf sambil mencari rahasia huruf, dan memperhatikan bintang bintang: "Aku tidak tahu apakah orang yang melakukan hal itu akan memperoleh bahagian keuntungan di sisi Allah".
Imam Al Baghowi berkata: "Al Arraf (peramal) adalah orang yang mendakwahkan dirinya mengetahui banyak hal dengan menggunakan isyarat isyarat yang dipergunakan untuk mengetahui barang curian atau tempat barang yang hilang dan semacamnya. Ada pula yang mengatakan: ia adalah Al Kahin (dukun) iaitu: orang yang  memberitahukan tentang hal-hal yang ghoib yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Dan ada pula yang mengatakan: ia adalah orang yang  memberitahukan tentang apa apa yang ada dihati seseorang".

Minggu, 31 Juli 2011

Shalawat

Ya udah itu shalawat perlu dibaca dan baik,
Tapi mohon maaf, kalo ada penulisan  shalawat dalam teks arab di atas ada kesalahan mohon diinformasikan kesalahannya biar saya betulkan. Terima kasih.
Kata guru ane, ini shalawat baik dibaca ketika ada disekitar kita orang yang ingin berbuat tidak baik kepada kita, atau ingin mendzolimi kita, baik secara terang-terangan maupun secara tersembunyi, maka banyak-banyaklah membaca shalawat ini. Insya Allah selamatlah kita dari kedzoliman yang mereka perbuat. Amiiin.

Sabtu, 23 Juli 2011

Adab Ziarah Wali


Nabi SAW bersabda,“Barang siapa berziarah ke makamku, niscaya aku akan memberinya syafaatku.”
Wahai yang terbaik di antara para penghuni kubur
Wahai kau, yang keharumannya membubung luhur
Menuju ketinggian dan menukik menyentuh kedalaman,
Mungkinkah aku jadi tebusan bagi makam yang kautinggali,
Yang di dalamnya ada kemurnian, karunia, dan kemurahan hati!
(sebuah puisi Arab Badui di makam Nabi SAW)


Untuk dapat melakukan ziarah dengan baik, perlu diperhatikan adab yang benar, agar tercapai tujuan yang semestinya, dan tidak meleset arahnya. Pastikan bahwa kita benar-benar sedang mengarah hanya pada apa-apa yang disukai dan diridai Allah SWT, jangan pada arah yang tidak jelas.
Bahwa berziarah kepada para awliya atau pun para kekasih Allah SWT—apalagi yang merupakan sahabat Nabi SAW, ataupun umumnya para wali, merupakan perkara yang sangat dianjurkan, dan seyogyanya begitu rupa kita pentingkan. Rasulullah SAW sendiri nyata-nyata mengunjungi makam sahabat-sahabat beliau, yang merupakan awliya itu, di Baqi' al-Gharqad, mendoakan ampunan Allah SWT bagi sahabat-sahabat beliau. Demikian juga beliau berziarah ke Uhud. Bahkan suatu ketika Rasulullah SAW juga menyapa suatu makam orang kafir,
“Betul nggak janji-janji Allah SWT yang aku disuruh menyampaikannya kepadamu? Ancaman-ancamannya sudah kamu jumpai sekarang kan?”

Para sahabat lalu bertanya, “Apakah mereka dapat mendengar sapaanmu itu yaa Rasulallah SAW? Rasulullah SAW menjawab, ”Mereka mendengar, namun (karena kafirnya di dunia dahulu, kini mereka sibuk dengan penderitaan yang sedang melilit dirinya di dalam kubur) tak mampu lagi menjawab sebagaimana mestinya.”

Nah, kalau orang kafir saja mendengar, walaupun tak berdaya menjawab, bagaimana halnya dengan orang mukmin? Bagaimana dengan orang saleh? Bagaimana dengan awliya? Bagaimana dengan para Syuhada? Bagaimana dengan Anbiya'? Bagaimana dengan sahabat-sahabat Nabi SAW yang mereka merupakan suluh bagi kita untuk dapat meraih petunjuk Allah SWT yang kita cari, dan yang sangat kita perlukan? Yang demikian ini sudah jelas terungkap dalam riwayat dan hadits yang shahih.

Hal-hal yang sepatutnya menjadi tujuan ziarah ke makam para wali, atau pun orang-orang alim adalah agar kita menjadi semakin dekat (qarib/taqarrub) kepada Allah SWT itu sendiri. Kedua adalah agar kita berdoa dengan tulus, dan bersungguh-sungguh untuk beliau; karena sesungguhnya Allah SWT telah menganugerahi suatu bentuk berkah yang berlimpah kepada beliau; dan karena ‘lubernya’ berkah itu, semoga terlimpah kembali kepada para peziarah dan keluarganya; yaitu dalam bentuk dan takaran rahmat yang semakin melimpah ruah.


Yang sepatutnya dilakukan olah para peziarah adalah mengambil posisi berhadapan muka dengan yang diziarahi. Dalam jarak yang cukup dekat namun penuh hormat. Menyampaikan salam dengan sikap yang sopan, khusyuk, merunduk, memandang ke bumi dangan teduh, serta menghormati pribadi yang diziarahi, seraya menanggalkan aneka macam kesadaran diri yang ada. Imajinasikan seolah-olah kita sedang menatap muka beliau, dan sorot mata beliau pun seolah-olah menatap kita. Hati meliput cakrawala keluhuran martabat maupun asrar (rahasia rohaniah) yang dilimpahkan Allah SWT pada beliau; pada keluhuran kewalian beliau; pada aspek kedekatan beliau dengan Allah SWT dan lantaran ketaatan beliau kepada-Nya yang telah mendatangkan limpahan wacana Rabbaniyah pada diri beliau itu.

Lakukan hal ini dengan khidmat. Kalbu atau pun bashirah (mata batin) peziarah seharusnya terus-menerus dan semakin cermat menyadari dengan sungguh-sungguh bahwa betapa dangkal dan tumpulnya upaya diri kita untuk meraih taraf "kasih" Allah SWT seperti yang telah beliau peroleh itu. Maka tumbuhkanlah sendiri suatu nuansa kesadaran diri untuk mulai semakin bersungguh-sungguh untuk taat kepada Allah SWT; dengan meniru beliau yang sedang diziarahi itu, dan agar memperoleh pencerahan dari beliau.

Inilah nikmatnya berziarah yang dapat ditempuh untuk dapat lebih bergegas-gegas lagi menuju Allah SWT; bangunkan sendiri garis lurus dalam alam sadar (conscious) kita suatu energi gaib (di dalam kalbu) seraya mengelakkan diri dari pesona; magnitude; maupun tarikan kuat "selera duniawi".

Ketahuilah, sesungguhnya getaran selera dangkal, atau duniawi itulah yang membutakan "bashirah", dan menghalangi suatu kedekatan antara kita dengan Allah SWT, atau pun dengan citra diri yang baik, dan itu jugalah yang tak henti-hentinya membuat kita berputar-putar secara tak berkeputusan.

Hendaknya peziarah memandang diri sendiri dengan mata hatinya; betapa sesungguhnya dengan ziarah itu berarti Allah SWT sedang bermurah hati menjadikan dirinya semakin mendekati seorang wali tertentu, dan bahwa dirinya mulai bersedia menyandang perilaku (akhlak) para kekasih-Allah SWT itu; bahwa ia semakin mantap dalam berpegangan kepada model panutan, serta jalan hidup yang benar, dan penuh kesungguhan menuju Allah SWT, seperti yang dilakukan beliau-beliau para awlia itu. Dan agar dapat mencapai martabat kehambaan yang hakiki di sisi Allah SWT, seperti yang saat ini menjadi reputasi beliau-beliau para wali itu.
Namun betapa kenyataan sehari-hari yang dijalani para peziarah justru mendepak kembali peluang, dan kondisi yang dihadapkan oleh Allah SWT itu menjadi hanya selintas maya. Jika memang demikian, seharusnya peziarah mulai membayangkan seolah-olah dirinya sedang hadir di hari kiamat, atau pun di hari kebangkitan.
Saat itu para awliya yang bangkit dari makamnya itu pun dalam tampilan atau citra yang cerah dan penuh keriangan karena menyandang rida Allah SWT dari sebab perilaku yang beliau-beliau lakukan di dunia dahulu dengan penuh ketaatan – di samping keterkaitannya yang intens bersama Rasulullah SAW. Beliau-beliau mengendarai kereta cahaya yang menggambarkan karamah beliau, seraya dipayungi oleh para malaikat dengan payung yang gemerlap, yang berawal dari amalan-amalan salehnya. Di atas kepala beliau-beliau bertemaram cahaya tiara, sedemikian teduh, dan dapat kita jadikan tambatan yang dapat menyaput derita para pendosa, atau pun orang-orang yang berbekal ketaatan, namun lantaran pengejarannya di dunia ini atas syahwat yang tak berkeputusan, dapat menjungkalkan yang bersangkutan ke derita kubur. Orang-orang seperti itu kini sedang melolong dalam tujuannya dan kebingungannya. Penuh ketakutan dan bersimbah peluh yang telah menenggelamkan dirinya dalam nestapa, seraya makin tak tahu apa yang bisa diperbuatnya.

Yakinkanlah dirimu wahai peziarah, jangan sampai kelak akan mengalami yang demikian itu. Maka bangkitkan rohanimu, jangan lagi berlalai-lalai, berdukalah sekarang, menangislah saat ini, jangan nanti. Dan mulailah berdoa untuk kedua perspektifmu; di dunia ini, terutama di akhirat nanti. Mohonlah agar Allah SWT yang Rahim membenahi dirimu dengan mengkaruniakan Tawfiq kepadamu, seperti halnya menjadi karunia Allah SWT bagi orang-orang saleh. Bacalah ayat-ayat al-Qur'an, perbanyak doa, istighfar, penyadaran diri kepada Allah SWT yang semakin sungguh-sungguh dan penuh harap. Tentramkan dirimu bersama awliya, anbiya, atau sahabat, dan merasakan cukup bersamanya sajalah, jika yang demikian ini dapat kita persembahkan kepada Allah SWT niscaya Dia makin melimpahkan rahmat, dan semakin berkenan mengijabahkan doamu.

Ketahuilah hanya dengan bersungguh-sungguh, orang akan mendapatkannya dan yang beruntung meraih pintu Sang Pemurah, pasti tak akan kandas dari segala apa yang menjadi maksud dan tujuannya. Oleh karena itu hindarilah kecondongan hati yang tak bersungguh-sungguh melalui ziarahmu kepada orang saleh.
Berziarahlah dalam kekhusyukan, dalam taqarrub kepada Allah SWT. Janganlah karena pertimbangan membutuhkan pengakuan orang, dan jangan pula supaya terkesan sebagai orang saleh, malah nanti akan menjadi tambahan puing petaka rohanimu saja.
Hindarilah dari bercakap yang tidak baik, atau pun tak senonoh, atau pun yang tak jelas perlu dan manfaatnya, di haribaan makam orang saleh. Sebab hal itu dapat menimbulkan murka Allah SWT, dapat menimbulkan "gelo" (kekecewaan—Jawa) atau pun kedukaan orang saleh itu sendiri, dan sekiranya malah akan menghampirkan dirimu sendiri kepada kehancuran secara tidak kita sadari. Sekali lagi elakkan yang demikian ini.
Poin utama dalam ziarah adalah menggerakkan zikir, selawat, baca ayat al-Qur'an, sepenuh jiwa dan raga.

Hanya Allah SWT saja yang dapat menunjukkan kita ke jalan yang benar dan membahagiakan. Maka kita bersandar, bertumpu, dan berserah diri ke jalan-Nya. Selawat dan salam semoga makin terlimpah kepada Rasulullah SAW, pegangan kita hingga hari pembalasan kelak. La hawla wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhiim.

Adab Ziarah
Mengucapkan Salam (yang dipuisikan oleh Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad) kepada Arwah yang diziarahi, seraya menghadap ke Hadirat Allah SWT dengan sepenuh hati:


بسم الله الرّ حمن الرّحيم

سَلاَمُ اللهِ يـَا سَـادَةْ          مِنَ الرَّحْمنِ يَغْـْشَا كُم

عِبَـا دَاللهِ جِـئْناَكُمْ        قَـصَدْنَا كُمْ طَلَبْنَا ُكمْ

تُـعِيـْنُوْنَ تـُغِيْثُوْنَ             بـهِمَّتِكُمْ وَجَدْوَاكُمْ

فَاَحْيُـوْنَ وَأَعْـطُوْنَ         عَـطَاَيكُمْ هَـدَايَـاكُمْ

فَـلاَ خَيّـَبُْتـمُوْ ظَنِّي       فَحَاشَـكُمْ وَحَاشَاكُمْ

فَـقـُوْمُوْا وَاشْفَعُوْا فِيْنَا        ِإلـَى الرَّحْمنِ مَـوْلاَكُمْ

عَسَى نُحْظَى عَسَى نُعْطَى     مَـزَا يـامِنْ مَزَايـَاكُمْ

عَسَى نَظْرةْ عَسَى رَحْمَةْ         تَـغْشَـانَاوَتـَغْشَاكُمْ

سَـلاَمُ اللهِ حَيـَاكُـم           وَعـَيْنُ اللهِ تـَرْعَا كُمْ

وَصـَلََّى اللهُ مـَوْلاَنـاَ         وَسلَّمْ مَا اَ تَـيْنـا كُمَْ

 عَلَى الْمُحـْتَارِشَـافِعُنَا            وَمُـنْقـِذُنـََا وَإِيَّا كُم

Wahai Tuanku, semoga Salam Allah tetap tercurah padamu
Kami, hamba-hamba Allah datang kepadamu
Kami bermaksud bersentuhan dengan rohanimu dan kami berharap berkahmu
Untuk menolong kami, menyejukkan kami dengan siraman yang berasal darimu, sesuai dengan spirit dan pencapaianmu selama ini.
Maka cintailah dan berikanlah kepada kami apa-apa yang Allah berikan padamu selama ini.
Jangan biarkan pengharapan ini sia-sia, jauhlah engkau semua dari sifat tega menyia-nyiakan kami.
Kami sangat beruntung datang di haribaanmu dan kami amat berbahagia dengan kunjungan ini, maka bangkitlah menjadi syafaat buat kami bermohon pada ar-Rahman tuanmu.
Mudah-mudahan kita dirangkum dan dibelai dengan limpahan karunia yang selama ini dianugerahkan kepadamu.
Mudah-mudahan kita dipandang dan dilimpahi rahmat yang akan makin menyelimuti kita.
Mudah-mudahan engkau semakin dihidupkan dengan belaian Allah dan pandangan menggembalakan.
Mudah-mudahan rahmat Allah semakin terlimpah pada manusia pilihan agar semakin terlimpah untuk kita dan yang menuntun kami semua.

التّحيّاتالمباركات الصّلوات الطّيّبات لله،  السّلام عليك ايّهاالنّبىّ ورحمةالله وبركاته ،  السّلام عليك يَاوَلِيَّ الله ِ، السّلام عليكم يَاأَهْلَِ لآإله إلاّاللهُ ، السّلام علينا وعلى عبادالله الصّالحين اشهدان لااله الاّالله واشهدانّ محمّدارسول الله، اللّهمّ صلّ على سيّدنا محمّد وعلى ال سيّدنامحمّد، السّلام عليكم ورحمةالله ، السّلام عليكم ورحمةالله


(ثمّ تجلس وتقول)

والِلّهِ الأسمأالْحُسنَى فَـادْعُوْ هُ بِهَـا ، اللّهمّ انِّيْ أَسْـأَلُكَ بِاسْمِكَ الْحَيّ (وتقول) يَاحَيُّ (9 مرّات)  ، اللّهمّ انِّيْ أسْتَحْضِرُ رُوْحَانِيَّـةَ صَاحِبِ هَذَا الضَّرِيْح . فَحْضُرْهُ لِيْ إَنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْر . (ثمّ تقول)  اللّهمّ إِنَّا وَقَفْنَا فِيْ مَشْهَدِ وَلِيِّكَ هَذَا وَلَنَاحَا جَاتِ ، وَلَنَامَطَا لِبْ ، وَلَنَامَفَاصِدْ ، وَلَنَا آمَالْ ، أَمَّلْنَا هَا ، فَـنَسأَلُكَ اللّهمّ اَنْ تَقْضِيَ لَنَا الْحَاجَاتْ ، وَتُعَجِّلَ لَنَا بِلْمَطَالِبِ ، وَتُبَلِّغُنَا جَمِيْعَ الْمَقَا صِدِ وَالآمَالْ ،  إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَريْب  مُجِيبٌ الدَّ عْوَاتِ وَقَا ضِيَ الْحَا جَاتْ وَغَافِرُ الذُّنُوْبِ والْخَطِيْئَاتْ ،  إَنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْر 

Lalu baca surat Yasiin, tahlil dan doa. 

Sumber: sufiroad, dengan beberapa penambahan