di bawah pohon yang tak pernah layu
Rabu, 21 April 2021
ALIRAN TAKFIRI
Jumat, 02 April 2021
Kesalahan Berlogika yang Sering Tidak Kita Sadari #Ngaji Gus Baha
Kearifan
berfikir itu diperlukan keluasan ilmu pengetahuan kususnya dalam ilmu agama
agar logika kita terbangun kuat dan megah hingga bisa mengayomi, melindungi dan
memberikan keamanan serta keselamatan diri kita dan umat manusia, baik di dunia
maupun kelak di akhirat. Dalam kajiannya ini Gus Baha mengatakan bahwa logika
itu liar dan menipu jika tidak arif dan menyertakan logika bandingannya serta
tanpa bimbingan guru, demikian kata Gus Baha. Satu logika akan kelihatan masuk akal jika hanya dipandang dari satu
arah ( satu sudut pandang). Inilah pentingnya belajar agama secara luas dan
cerdas dengan bimbingan seorang guru yang keilmuannya juga luas. Kesalahan
berlogika tanpa kearifan akan berdampak sangat merusak. Berbahaya buat dirinya
dan membahayakan orang lain.
Contoh ringan
kesalahan-kesalahan dalam berlogika:
Memberi sedekah dan
bantuan kepada orang miskin itu baik. Dan orang yang miskin itu adalah kehendak
Allah. Tapi mereka yang tidak punya kearifan dan salah berlogika akan berkata
bawa, tidak perlu kita memberikan bantuan kepada orang miskin yang sudah menjadi
kehendak Allah. Kalau kita memberikan bantuan berarti kita menentang kehendak
Allah. Dan logika seperti ini kelihatannya benar jika kita tidak arif dengan
logika lain sebagai pembanding. Tapi orang yang berakal akan berlogika
bahwa, jika kita memberikan bantuan kepada orang miskin itu juga kehendak
Allah. Dan bagi kita, berarti kita melakukan perbuatan baik yang diperintah
oleh Allah.
Mungkin
sebagai orang Islam kita juga sering melakukan logika-logika yang kurang baik.
Contoh: Ada seorang santri yang sedang melakukan perjalanan untuk berdagang
melewati sebuah padang pasir jauh dari perkampungan. Dalam perjalanan itu dia
melihat ada beberapa burung yang silih berganti memberikan makan kepada seokor
burung yang lumpun dan tidak bisa terbang karena sayapnya patah. Lalu seorang
ini dalam renungannya menyimpulkan bahwa Allah selalu memberi rejeki kepada tiap-tiap
mahluknya sekalipun ia tidak bekerja dan
tidak bisa mencari makan. Setelah
orang ini ketemu dengan gurunya ia berkata bahwa ia berkeinginan untuk tidak
lagi bekerja dan berdagang dengan alasan seperti yg ia simpulkan setelah
melihat burung dalam perjalanan kemarin yang sayapnya patah tapi tetap saja ia
mendapat rejeki dari Allah. Lalu sang guru meluruska logika yang lebih baik
kepada santri ini dengan berkata bahwa, kamu mestinya mengambil contoh kepada
burung-burung yang memberi makan kepada burung yang tidak bisa cari makan. Itu
lebih mulia. Bukankah sifat memberi itu lebih baik dari sifat menerima? Rejeki
si pemberi maupun si penerima semua datangnya dari Allah. Lalu santri ini tobat
dan menyesal di depan gurunya atas kesalahan ini.
Inilah contoh kesalahan-kesalahan berfikir yg sering tidak kita sadari. Hingga kita tetap
membutuhkan kearifan seorang guru.
Khususnya untuk pemuda-pemuda pelajar dan mahasiswa yang diharapkan menjadi generasi penerus bangsa, negara dan masyarakat dunia pada umumnya agar jangan puas dengan ilmu dan pemahaman yang kalian dapat dari satu titik. Cari dan bergaul dan terbukalah hati dan pandangan kita dengan para ulama-ulama di luar komunitas kita untuk memperluas cakrawala dan hasanah keilmuan dan pemahaman dalam Agama, agar kita tidak dikatakan "kurang piknik" atau "mainnya kurang jauh".
Simak selengkapnya pengajian Gus Baha dalam Video berikut ini.
Rabu, 31 Maret 2021
Jumat, 26 Februari 2021
MASTER SARKUB
Menjelang bulan Ramadhan, khususnya mulai awal bulan Rajab hingga ahir bulan Sa’ban
sudah menjadi kelaziman bagi kita kaum Muslimin pada melakukan perjalanan
ziarah ke makam para wali-wali Allah,
orang-orang shaleh, Kyai maupun orang
tua kita. Meski ziarah ke makam bisa
dilakukan kapan saja, tapi semangat dan ghirah melakukan ziarah di dua bulan
tersebut di atas di kalangan kaum muslimin sangat tinggi. Semangat melakukan
ziarah di dua bulan itu tidak saja ke makam-makam para guru, syekh, kyai dan
orang tua kita yang sudah meninggal saja, tapi juga kepada beliau-beliau yg
masih hidup.
Tentu ziarah ini sangat memiliki makna tersendiri dalan hidup
kita. Terutama bagi para master “SARKUB”
hal ini sangat memiliki kenikmatan tersendiri yang mungkin tidak dimiliki oleh orang lain. Sarkub apaan
sih? Ssttt..... jangan tanya saya, tanya aja mereka para master sarkub. Para master ini selalu berdoa: “ Ya Allah
tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri
nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan
mereka yang sesat” Nah para master
sarkub ini meyakini bahwa: “ Orang-orang yang telah Engkau (Allah) beri nikmat”
itu adalah orang-orang shaleh yg telah
sukses dalam perjalanan spiritual keislamannya secara paripurna dan tidak lain mereka adalah
orang yang telah meninggalkan dunia dan di sisi Allah adalah orang-orang yang
mulia. Oleh karena itu para master sarkub ini selalu datang ke makam-makam (kuburan)
orang shaleh untuk mengambil pelajaran
dan barokah hingga lulus dengan menyandang gelar “SARKUB” (Sarjana Kuburan) Hahahaha.........
Tuh lihat dalam video di bawah ini para master sarkub sedang
melaukan perjalanannya .....
Tonton sampe abis deh video di link di bawah ini siapa tau ketularan jadi master sarkub...
Kamis, 29 September 2016
Membaca Shalawat untuk Nabi
Membaca shalawat adalah salah satu amalan yang disenangi orang-orang NU, disamping amalan-amalan lain semacam itu. Ada shalawat “Nariyah”, ada “Thibbi Qulub”. Ada shalawat “Tunjina”, dan masih banyak lagi. Belum lagi bacaan “hizib” dan “rawatib” yang tak terhitung banyaknya. Semua itu mendorong semangat keagamaan dan cita-cita kepada Rasulullah sekaligus ibadah.
Salah satu hadits yang membuat kita rajin membaca shalawat ialah: Rasulullah bersabda: Siapa membaca shalawat untukku, Allah akan membalasnya 10 kebaikan, diampuni 10 dosanya, dan ditambah 10 derajat baginya. Makanya, bagi orang-orang NU, setiap kegiatan keagamaan bisa disisipi bacaan shalawat dengan segala ragamnya.
Salah satu shalawat yang sangat popular ialah “Shalawat Badar”. Hampir setiap warga NU, dari anak kecil sampai kakek dan nenek, dapat dipastikan melantunkan shalawat Badar. Bahkan saking populernya, orang bukan NU pun ikut hafal karena pagi, siang, malam, acara dimana dan kapan saja “Shalawat Badar” selalu dilantunkan bersama-sama.
Shalawat yang satu ini, “shalawat Nariyah”, tidak kalah populernya di kalangan warga NU. Khususnya bila menghadapi problem hidup yang sulit dipecahkan maka tidak ada jalan lain selain mengembalikan persoalan pelik itu kepada Allah. Dan shalawat Nariyah adalah salah satu jalan mengadu kepada-Nya.
Salah satu shalawat lain yang mustajab ialah shalawat Tafrijiyah Qurtubiyah, yang disebut orang Maroko shalawat Nariyah karena jika mereka (umat Islam) mengharapkan apa yang dicita-citakan, atau ingin menolak apa yang tidak disuka, mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca shalawat Nariyah ini sebanyak 4444 kali, tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat bi idznillah. Shalawat ini juga oleh para ahli yang tahu rahasia alam.
Imam Dainuri memberikan komentarnya: Siapa membaca shalawat ini sehabis shalat (fardlu) 11 kali digunakan sebagai wiridan maka rejekinya tidak akan putus, disamping mendapatkan pangkat/kedudukan dan tingkatan orang kaya. (Khaziyat al-Asrar, hlm 179)
Simak sabda Rasulullah SAW berikut ini:
Rasulullah di alam barzakh mendengar bacaan shalawat dan salam dan dia akan menjawabnya sesuai jawaban yang terkait dari salam dan shalawat tadi. Seperti tersebut dalam hadits. Rasulullah SAW bersabda: Hidupku, juga matiku, lebih baik dari kalian. Kalian membicarakan dan juga dibicarakan, amal-amal kalian disampaikan kepadaku; jika saya tahu amal itu baik, aku memuji Allah, tetapi kalau buruk aku mintakan ampun kepada Allah. (Hadits riwayat Al-hafizh Ismail Al-Qadhi, dalam bab shalawat ‘ala an-Nabi).
Imam Haitami dalam kitab Majma’ az-Zawaid meyakini bahwa hadits di atas adalah shahih. Hal ini jelas bahwa Rasulullah memintakan ampun umatnya (istighfar) di alam barzakh. Istighfar adalah doa, dan doa Rasul untuk umatnya pasti bermanfaat.
Ada lagi hadits lain. Rasulullah bersabda: Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa menjawab salam itu. (HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam an-Nawawi, dan sanadnya shahih)
TOBAT
Diantara mereka anda yang nyeletuk, "Jon, kamu itu kapan tobatnya? Masa tiap malam nyekek botol mulu? Gue denger si Tompleng aja udah tobat, gak mau lagi jadi tukang palak di pasar Tumplek, kemaren gue liat dia pake peci ama kaen sarung, tau dah mau sholat kali die yeh?!" "Aku juga pengin sih sholat ikut die", tambahnya.
Membaca penggalan cerita di atas, sepertinya istilah tobat di kalangan mereka itu adalah berhenti dari kemaksiatan, perbuatan dosa atau kejahatan yang biasa berkembang dalam masyarakat, seperti mabuk-mabukan, mencuri, merampok dll. Tidak salah sih. Cuma mereka seperti tidak sadar kalau kebiasaan meninggalkan shalat atau kewajiban lain sebagai yang disyari'atkan dalam Islam pun merupakan perbuatan dosa yang harus tobat. Lalu apa sih tobat itu?
Taubat pada hakikatnya menurut arti bahasa adalah "kembali". Kata taba berarti "kembali" maka taubat maknanya juga kebali. Artinya kembali dari sesuatu yang dicela dalam syari'at menuju sesuatu yang dipuji dalam syari'at. Dalam suatu kesempatan Nabi SAW. menjelaskan bahwa:
(Hadits diriwayatkan Ibnu Mas'ud dan dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam Al-Musnad I/376-423-433, dan Bukhari mengeluarkannya dalam At-Tarikh)
1. Menyesali pelanggaran yang pernah diperbuatnya
2. Meninggalkan perbuatan tersebut
3. Berketetapan hati untuk tidak mengulangi perbuatan serupa kembali.
Dilihat dari pelakunya, maka dipastikan orang ang melakukan taubat adalah orang yang beriman kepada Allah. Jika ada orang tidak pernah bertaubat atas perbuatan yang melanggar hukum Allah, maka ia dipastikan tidak adanya iman kepada Allah. seperti firman Allah;
Ada tiga motivasi seorang mukmin melakukan taubat atas dosa yang ia lakukan.
1. karena takut siksaan
2. karena mengharap pahala
3. karena sikap hati-hati dan ketelitian hatinya
Kebanyakan orang yang tidak segera bertaubat adalah tidak lagi takut kepada Allah, yang artinya tidak lagi berfikir dua kali jika melanggar perintah Allah dan jatuh kedalam dosa. Ibnu Mas’ud ra, pernah meriwayatkan bahwa: “Orang beriman melihat dosanya seolah-olah dia sedang duduk dibawah gunung dimana ia takut gunung itu akan menimpanya, namun orang yang sombong menganggap dosanya ibarat seekor lalat yang terbang melewati hidungnya kemudian ia mengusirnya (kemudian Ibnu Mas’ud mengibaskan tangannya didepan hidunganya sebagai ilustrasi) (Sahih Bukhari. vol.8 hal.214 no.320).
Bagi kita yang mengharap keselamatan dunia dan akhirat, mesti cepat-cepatlah bartaubat atas perbuatan yang melanggar ketentuan Allah, Karena kepuasan dan kesenangan yang kita dapat dari perbuatan pelanggaran ketentuan Allah yang kita lakukan sangat tidak sebanding dengan balasan siksaan-Nya yang begitu dasyat di akhirat nanti. Coba kita berfikir sejenak, kepuasan dan kenikmatan apa yang kita dapat saat kita meninggalkan shalat misalnya. Bagi orang-orang yang terbiasa meninggalkan shalat, mereka tidaak mendapatkan apa-apa. Waktu shalat mereka tinggalkan begitu saja terlewat hanya dengan kesibukan yang bernilai siksaan di mata Allah. Begitu juga bagi mereka yang terbiasa dengan kemaksiatan lain.
SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM
Apa saja sumber-sumber hukum dalam Islam yang dapat dijadikan sumber dalil/hukum yang dapat diterima sebagai sumber kebenaran? silahkan simak video berikut yang merupakan acara Halaqoh Maulid yang diadakan Majelis Taklim Sholawat, Desa Kebasen, Talang, Kabupaten Tegal. Bersama KHR Syarif Rahmat, pada Rabu, 13 Februari 2013.
Semoga bermanfaat...
Video 1 Video 2
Video 3 Video 4
Video 5 Video 6
Video 7 Video 8
Senin, 20 Januari 2014
MAKNA MA'RIFAT
Selasa, 17 Januari 2012
HANYA KARENA CINTAKU PADA-NYA
Jumat, 13 Januari 2012
Ulama Sodiqun dan Ulama Solihun

Demikian pula auliya’-auliya’ itu. Seperti Syekh Abdul Qodir Al Jaelani. Beliau ditanya apa buktinya kalau Nabi Muhammad bisa menghidupkan orang mati. Syekh Abdul Qodir al Jaelani menjawab, ‘Terlalu tinggi kalau Nabi saya. Bagaimana dengan Nabimu?’ Orang yang bertanya berkata, “Nabiku bisa menghidupkan orang yang telah mati.” “Caranya bagaimana?,” lanjut Syekh Abdul Qadir. “Nabiku mengatakan, ‘Qum bi idzinillah,’ hiduplah dengan seijin Allah,” jawab orang itu. “Oke carikan saya orang mati,” pinta Syekh Abdul Qadir.
Syekh Abdul Qodir al Jaelani langsung meng¬hidupkan orang mati itu dengan berkata; ‘Qum Bi Idzni,’ hidup¬lah dengan seijinku. Jangankan Nabi-ku, aku saja bisa. Nabi terlalu tinggi, kata Syekh Abdul Qodir al Jaelani. ‘Qum bi idzni”, bukan bi idznillah lagi karena apa, untuk melemahkan orang yang meremeh¬kan Nabi, atau yang tidak mempercayai Nabi Muhammad SAW. Syekh Abdul Qadir Al Jailani tidak memakai kata-kata ‘Bi Idznillah’, tapi ‘Qum Bi Idzni’ hakikatnya Syekh Abdul Qodir al Jaelani tetap memohon kepada Allah SWT. Seperti juga karomah Habib Umar bin Thoha Indaramayu waktu bertandang ke Sultan Alaudin, Palembang. Dan seperti Al Habib Alwi bin Hasyim bisa menghidupkan orang mati, tentu saja atas seijin dan kuasa Allah SWT.
Para ulama dan para auliya’ menolong kepercayaan kita atas kebenaran yang dibawa Al Quran; seperti bagaimana ashabul kafi. Ashabul kahfi bukan rasul, mereka adalah wali. mereka tidur sampai 360 tahun. Bayangkan saja. Terus karamat Juraij, karamat Luqmanul Hakim dan banyak lagi yang dicaritakan al Al Quran. Seperti juga Nabi Allah Sulaiman. Dikisahkan dalam al Qur’an beliau bisa berbicara dengan burung.
Wali Allah di Indonesia pun ada yang bisa berbicara bahasa hewan, seperti Mbah Adam dari Krapyak, Pekalongan. Auliya-auliya kita itu dulu begitu. Banyak lagi cerita auliya-auliya ulama-ulama di Indonesia. Ulama Jawa yang karamatnya luar biasa, seperti Mbah Sholeh Semarang, Mbah Kholil Bangkalan, banyak kalau kita ceritakan. Akhirnya dengan adanya yang demikian, kita percanya mantap dengan apa yang disebutkan oleh Al Quran;
Dari perilaku, sikap, dan karamat-karamat mereka kita tahu juga bagaimana gambaran dari;
Kita sudah tidak heran lagi kanapa yang disebut dalam ayat itu adalah ulama. Nah itulah hebatnya auliya-auliya terdahulu, luar biasa, mem¬punyai karamat yang top-top. Banyak lagi kalau diceritakan. Dan kita akan menemukan auliya-auliya yang ada di Indonesia ini luar biasa-luar biasa karamat¬nya. Nah tujuan dari semua ini adalah menolong kita, yang awalnya kepercayaan terhadap sahabat sangat tipis, suudzon, berburuk sangka dan sebagainya, ditolong oleh para ulama dan para wali-wali Allah SWT.
Kembali kepada para sahabat Nabi. Sahabat Nabi adalah orang atau generasi pertama yang menerima tongkat estafet dan mewarisi apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Ada banyak hal yang membuat saya kagum ketika saya ber¬bicara tentang keutamaan para sahabat Nabi itu.
Di antaranya saja; kehebatan dan kuatnya keimanan mereka. Saya tidak akan menyebut¬kan yang lain-lain, kita tidak sampai. Dalam istilah jawa itu; kali sak dodo. Sekarang kita lihat bagaimana banyaknya tafsir-tafsir yang menjelaskan maksud Al Qur’an ada ribuan bahkan mungkin jutaan. Satu judul tafsir saja ada yang 50 jilid, 60 jilid. Seperti At Thabari, Fakhru Razi, atau juga yang baru-baru seperti tafsir Syekh Thanthawi. Banyak sekali. Belum lagi yang mem¬bahas fiqih, tauhid dan lain-lain.
Semenatara pada jaman sahabat dulu tidak ada kitab yang menumpuk seperti saat ini. Jangankan kitab, menulis pun tidak, karena banyak di antara mereka yang umiy’; tidak bisa baca-tulis. Begitu ada wahyu disampaikan oleh Rasulullah SAW pada sahabat, dihapal¬kan, dan mereka langsung hapal, langsung percaya, langsung yakin.
Ilmu mereka adalah apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. Baik berupa wahyu atau hadits yang disampaikan oleh Rasullah. Tapi dengan kesederhanaan itu dapat menghasilkan satu keyakinan yang luar biasa yang terpatri dalam hati mereka. Keyakinan yang hebat itu mewarnai dalam ijtihadnya dalam mujahadahnya dan sebagainya. Banyak hadits yang menceritrakan bagaimana kekuatan dan kehebatan keimanan mereka yang luar biasa, bagaimana kecintaan mereka kapada Rasulullah, juga bagaimana kecintaan mereka kepada satu sama lain diantara para sahabat, kecintaan sahabat kepada ahlu bait-nya Rasulullah SAW.
Contohnya sahabat Bilal, bagaimana kecintaan beliau kepada Rasulullah. Pada waktu Rasulullah meninggal, langsung sahabat Bilal mengundurkan diri sebagai muadzin, sebab tidak sampai hati beliau mendengungkan kalimat Allahu akbar. Biasanya dilihat oleh Rasulullah dan sahabat lainnya, sementara pada saat itu Rasul telah mangkat. Sehingga bagaimana mungkin beliau bisa mengeluar¬kan suara sementara Rasulullah SAW yang selalu mendengar adzannya sudah tidak ada. Ketika mau adzan suaranya tidak mau keluar suaranya hilang. Karena apa? Sayidina Bilal Shock, karena mahabbah, kecintaan yang luar biasa kepada Rasulullah SAW. Sahabat Bilal bungkam, diam di Madinah sampai Rasulullah dimakamkan. Setelah Rasulullah SAW dimakamkan sahabat Bilal tidak betah. Lalu sahabat Bilal pindah ke Syam (Syiria).
Di Syam tadinya sahabat Bilal membayangkan akan mendapatkan sedikit ketenangan, tapi malah sebaliknya yang terjadi, terbayang wajahnya Rasulullah di mukanya terus, ahirnya ditemui oleh Rasulullah dalam mimpi. Ditanya oleh Rasulullah, ‘Bilal mengapa engkau tinggal ditempat yang jauh betul dari Aku, katanya engkau ingin dekat dengan Aku, mengapa kamu pundah ke Syam?’ Langsung hari itu juga Sahabat Bilal pulang ke Madinah Al Munawroh, begitu sahabat Bilal ziarah ke makam Rasulullah, Sayidina Abu Bakar mendengar Sayidina Umar mendengar, mereka langsung menemui sahabat Bilal. Dan ziarah bersama. Sayidina Abu Bakar menangis. ‘Hai Bilal kapan datang?’ Tanya Khalifah Abu Bakar.
Mereka menangis rangkul-rangkulan. Kemudain Sahabat Abu Bakar meminta sayidina Bilal untuk kembali mengumandangkan adzan di Madinah; ‘tolong dengung¬kan kembali adzanmu sebagaimana zaman Rasulullah.’ ‘Mulutku tidak bisa di buka,’ jawab Sayidina Bilal. Sayidina Umar yang juga meminta ke¬sediaan sahabat Bilal mendapat jawaban yang sama.
Akhirnya di sana ada 2 anak. Yang satu umurnya 9 tahun, yang satu umurnya 8 tahun, siapa mereka? Mereka adalah Imam Hasan dan Husain; dua orang cucu Nabi. Imam hasan dan Husain datang kepada Sahabat Bilal, begitu sahabat Bilal tahu, langsung menjemput kedatangan Imam Hasan dan Imam Husain. langsung dirangkul, begitu mencium kedua cucu Nabi, tambah sedih lagi sahabat Bilal, beliau kembali menangis. Karena apa? Keringat kedua anak ini tadi seperti keringat datuknya; baginda Nabi SAW. Luar biasa.
Akhirnya dua orang ini berbicara. ‘Ya Bilal’ kata Sayidina Hasan yang saat itu ditemani adiknya; Imam Husain; ‘Tolong kumandangkan kembali adzan, sebagaimana engkau lakukan pada zaman datukku baginda Rasulullah SAW’. Dari situlah sahabat Bilal luluh. ‘Kalau yang memerintah adalah dua anak ini, mana mungkin aku bisa menolak. Karena ini adalah sempalan dari darah daging Rasulullah SAW. Kalau saya menolak, nanti di akherat bagaimana bertemu dengan baginda Rasul SAW,’ pikir sahabat Bilal.
Kemudian sahabat Bilal naik ke menara menunaikan adzan, ketika sahabat Bilal adzan seluruh penduduk Madinah, tidak anak kecilnya, tidak orang dewasanya, semua keluar dari rumahnya masing-masing sambil mengatakan Rasulullah hidup kembali-Rasulullah hidup kembali. Karena apa, mendengar suaranya Bilal. Sebab ketika sahabat Bilal adzan selalu selalu pas dengan baginda Rasulullah SAW. Mereka semua keluar berduyun duyun mendengar suaranya Bilal ra.
________________
dicopy dari: http://habibluthfiyahya.net