Kamis, 29 September 2016

TOBAT

Di sebuah pinggiran jalan itu tiap malam ramai berkumpul anak-anak muda. Mereka ada yang duduk sambil menghisap rokok dengan kopi kentalnya, ada juga yang asyik ngobrol tentang pekerjaannya, pengalamannya, pacarnya yang dogondol laki lain, pokoknya ngobrol ngalor ngidul gak karuan deh. Yang penting mereka di sana bisa bertemu teman-temannya ngoblol buat sekedar melepaskan kepenatannya. Kalo sudah bisa ngobrol rasanya plong... Ditambah lagi dengan canda dan tawa, cekakak cekikik..... Mereka sepertinya sudah biasa dengan keakrabannya.

Diantara mereka anda yang nyeletuk, "Jon, kamu itu kapan tobatnya? Masa tiap malam nyekek botol mulu? Gue denger si Tompleng aja udah tobat, gak mau lagi jadi tukang palak di pasar Tumplek, kemaren gue liat dia pake peci ama kaen sarung, tau dah mau sholat kali die yeh?!"  "Aku  juga pengin sih sholat ikut die", tambahnya.

Membaca penggalan cerita di atas,  sepertinya istilah  tobat di kalangan mereka itu adalah berhenti dari kemaksiatan, perbuatan dosa atau kejahatan yang biasa berkembang dalam masyarakat, seperti mabuk-mabukan, mencuri, merampok dll. Tidak salah sih. Cuma mereka seperti tidak sadar kalau kebiasaan meninggalkan shalat atau kewajiban lain sebagai yang disyari'atkan dalam Islam pun merupakan perbuatan dosa yang harus tobat. Lalu apa sih tobat itu?

Taubat pada hakikatnya menurut arti bahasa adalah "kembali". Kata taba berarti "kembali" maka taubat maknanya juga kebali. Artinya kembali dari sesuatu yang dicela dalam syari'at menuju sesuatu yang dipuji dalam syari'at. Dalam suatu kesempatan Nabi SAW. menjelaskan bahwa:
اَلنَّدَمُ تَوْبَةٌ
"Penyesalan adalah taubat"
(Hadits diriwayatkan Ibnu Mas'ud dan dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam Al-Musnad I/376-423-433, dan Bukhari mengeluarkannya dalam At-Tarikh)

Agar taubat dapat diterima oleh Allah swt, ada tiga syarat yang harus dipenuhi:
1. Menyesali pelanggaran yang pernah diperbuatnya
2. Meninggalkan perbuatan tersebut
3. Berketetapan hati untuk tidak mengulangi perbuatan serupa kembali.
Dilihat dari pelakunya, maka dipastikan orang ang melakukan taubat adalah orang yang beriman kepada Allah. Jika ada orang tidak pernah bertaubat atas perbuatan yang melanggar hukum Allah, maka ia dipastikan tidak adanya iman kepada Allah. seperti firman Allah;

وَتُوبُوا إِلَى اللهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”. [Qur’an, 24: 31].

Ada tiga motivasi seorang mukmin melakukan taubat atas dosa yang ia lakukan.
1. karena takut siksaan
2. karena mengharap pahala
3. karena sikap hati-hati dan ketelitian hatinya

Kebanyakan orang yang tidak segera bertaubat adalah tidak lagi takut kepada Allah, yang artinya tidak lagi berfikir dua kali jika melanggar perintah Allah dan jatuh kedalam dosa. Ibnu Mas’ud ra, pernah meriwayatkan bahwa: “Orang beriman melihat dosanya seolah-olah dia sedang duduk dibawah gunung dimana ia takut gunung itu akan menimpanya, namun orang yang sombong menganggap dosanya ibarat seekor lalat yang terbang melewati hidungnya kemudian ia mengusirnya (kemudian Ibnu Mas’ud mengibaskan tangannya didepan hidunganya sebagai ilustrasi) (Sahih Bukhari. vol.8 hal.214 no.320).

Bagi kita yang mengharap keselamatan dunia dan akhirat, mesti cepat-cepatlah  bartaubat atas perbuatan yang melanggar ketentuan Allah, Karena kepuasan dan kesenangan yang kita dapat dari perbuatan pelanggaran ketentuan Allah yang kita lakukan sangat tidak sebanding dengan balasan siksaan-Nya yang begitu dasyat di akhirat nanti. Coba kita berfikir sejenak, kepuasan dan kenikmatan apa yang kita dapat saat kita meninggalkan shalat misalnya. Bagi orang-orang yang terbiasa meninggalkan shalat, mereka tidaak mendapatkan apa-apa. Waktu shalat mereka tinggalkan begitu saja terlewat hanya dengan kesibukan yang bernilai siksaan di mata Allah. Begitu juga bagi mereka yang terbiasa dengan kemaksiatan lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar