Selasa, 12 April 2011

Duduklah Bersama Suatu Majelis yang Membuat Kita Takut Kepada Allah


Diriwayatkan, suatu hari Hanzhalah bercerita, “Suatu ketika saya berada di majelis Rasulullah SAW. Beliau menasehati kami suatu nasehat yang membuat hati kami menjadi lembut dan air mata kami bercucuran seolah-olah kami melihat hakekat yang sebenarnya. Setelah majelis Rasulullah SAW selesai, saya kembali ke rumah dan berkumpul dengan anak istri. Lalu mulailah kami berbicara tentang masalah duniawi, bercanda dengan anak-anak, dan bercumbu dengan istri. Keadaan waktu itu sangat berbeda dengan keadaan ketika di dalam majelis Nabi SAW. Lalu terlintas di benak saya bahwa keadaan saya ternyata berbeda dengan keadaan ketika berada di majelis nabi SAW. Saya berkata dalam hati, “Sebenarnya kamu ini seoorang munafik. Sebab, ketika di majelis Rasulullah SAW, keadaanmu berbeda dengan ketika kamu berada di tengah anak istrimu.” Saya sangat kecewa ketika menyadari hal ini dan sulit untuk menerimanya. Dengan pikiran kalut saya keluar rumah sambil berkata, “Hanzhalah, kamu telah munafik.” Lalu Abu Bakar datang menghampiri saya. Saya berkata kepadanya, “Hanzhalah telah menjadi munafik.” Sahut Abu Bakar, “Subhanallah, tidak benar apa yang kamu katakan.” Lalu saya bercerita bahwa ketika saya di majelis Nabi SAW, ketika beliau menceritakan tentang surga dan neraka, seolah-olah surga dan neraka berada di hadapan saya. Tetapi ketika pulang ke rumah dan bercanda dengan anak istri, maka semua yang terbayang ketika bersama Rasulullah SAW terlupakan, “ Abu Bakar menyahut, “Ya, hal itu juga terjadi pada kami.”
Lalu keduanya menemui Rasulullah SAW. Hanzhalah berkata, “Ya Rasulullah SAW, saya telah menjadi munafik.” Sabda beliau SAW, “Apa yang terjadi?” Hanzhalah bercerita, “Ya Rasulullah SAW, ketika kami berada di hadapanmu dan engkau menceritakan tentang surga dan neraka kepada kami, seolah-olah surga dan neraka itu berada di depan kami. Tetapi ketika kami meninggalkan engkau dan bercanda dengan anak istri kami, apa yang engkau ucapkan segera kami lupakan.” Beliau SAW menjawab, “Demi Dzat yang nyawaku berada di tanganNya, jika setiap saat keadaanmu seperti ketika bersamaku, maka para malaikat akan menyambutmu di tempat tidurmu dan berjabat tangan denganmu di jalan-jalan. Namun Hanzhalah, keadaan seperti itu kadang-kadang saja terjadi.”

Judul Tulisan di atas adalah sebuah pesan Guru saya, Habib Muhammad bin Alwi Al Hamid. Setidalnya kita mesti selalu mengoreksi diri kita, seberapa ketakwaan kita kepada Allah bertambah setiap saat, terlebih jika kita dalam sebuah majelis ilmu dan dapat mempertahankan keadaan itu di mana pun kita berada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar