اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تَغْفِرُ بِهَا الذُّنُوْ
بَ
وَ تُصْلِحُ بِهَا الْقُلُوْ بُ وَتَنْطَلِقُ بِهَا الصُّعُوْبُ
وَ تَلِيْنُ بِهَا آلْعُصُوْ
بُ وَعَلَى آلِه ِوَصَحْبِهِ وَ مَنْ اِلَيْهِ مَنْسُوْبٌ
Artinya: Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad yang dengannya Engkau ampuni kami, Engkau perbaiki hati kami, menjadi lancar urat-urat kami, menjadi mudah segala kesulitan, juga kepada keluarganya dan para sahabatnya.
Tatacara :
- Bacalah minimal setiap pagi dan petang, sebanyak hitungan semampu anda.
- Bila sedang diberi ujian sakit bacalah sebanyak 100 kali. Lalu tiupkan dikedua telapak tangan kemudian usapkan kebagian tubuh yang sakit.
- Bila untuk menyembuhkan orang lain, caranya sama. Pembacaan boleh dilakukan sedirian atau secara berjamaah. Boleh juga dengan menggunakan media air putih atau air zam-zam. Dibacakan sebanyak 7 kali atau 100 kali. Minumkan kepada si sakit. Lakukan beberapa kali, jangan bosan atau berputus asa dari rahmat pertolongan Allah.
sebelumnya maaf, mungkin saya yang salah... mohon dikoreksi lagi sholawat mansubnya apa sudah bener...
BalasHapusmohon maaf sebelumnya.. seharusnya redaksi yang kedua itu wa taliu bihal shu'ub (الصعوب)
BalasHapusAtau terjemahan nya yg di rubah urutannya?
HapusMohon maaf sekiranya saya bisa membantu, memang ada sedikit kesalahan dalam tulisan sholawat diatas tepatnya dibarisan ketiga awal "Wataliinu bihal ushuub" seharusnya "Wataliinu bihaashu'ub"
BalasHapusJadi tulisan lengkapnya adalah:
“Allohumma sholi ‘alaa sayyidinaa Muhammadin sholaatan taghfiru bihaa dzunub watushlihu bihaal quluub watantholiqu bihaal ‘ushub wataliinu bihaa shu’ub wa ‘alaa aalihi wa shohbihi wa man ilaihi mansub"
Semoga membantu, trima kasih dan salam kenal kembali :)
Alhamdulillah,
HapusAstaghfirullah .....terima kasih atas koreksinya.
Daniel & Yuni Terima kasih banyak yah....
apakah boleh mengamalkan sholawat mansub sebelum mendapat ijazahnya,, misal belum mhn minta ijazahnya
BalasHapusAnonim, menurut pemahaman saya, setiap amalan yg baik selama diniatkan hanya untuk mengharap ridlo dari Alloh, tidak untuk kejeekan pasti diizinkan oleh syekh, ustadz, Kyai atau Habaib manapun meski tidak minta izin langsung kepada yg bersangkutan. Apalagi sholawat, karena sholawat kepada Nabi saw. itu justru diperintah oleh Allah langsung dalam Alqur'an.
Hapus