Kamis, 05 Mei 2011

Rakus adalah Biang Kehinaan

Andaikan kehinaan adalah pohon, maka bibitnya adalah tamak atau rakus. Dari bibit inilah akan berkembang bermacam tindak kejahatan yang menenggelamkan kita pada lembah kehinaan. Seorang pejabat bisa korupsi, seorang pedagang bisa curang, seorang profesional bisa tak beretika, bahkan tukang bakso pun bisa berubah pikiranya mengambil daging tikus untuk cmpuran bakso. Mereka lakukan itu karena dalam hatinya terjangkit  penyakit tamak. Penyakit ini akan menyerang siapa saja, baik pejabat, rakyat, yang kaya maupun yang melarat. terutama mereka yang kekebalan imannya rendah. tapi bagi mereka yang kekebalan imannya kuat, inysa Allah selamat dari penyakit ini. Penyakit tamak/rakus ini jika sudah parah dampaknya sungguh mengerikan, baik buat si penderita maupun buat lingkungan masyarakat di sekitarnya, apalagi jika pemimpin suatu negara, dampaknya bisa menyegsarakan penduduk seluruh negara.

Abu Bakar Al Warraq berkata: Seandainya tamak bìsa ditanya, siapa ayahmu? pasti jawabnya: Ragu terhadap takdir Allah, dan jika ditanya: Apa pekerjaanmu? Jawabnya: Menghinakan manusia. dan jika ditanya apa tujuanmx? jawabnya: Tidak dapat apa-apa.

Sayyidina Ali ra. bertanya kepada Hasan Al Bashry: Apa yang dapat nengukuhkan agama? jawab Al Hasan: Wara' (berhati-hati dan menjaga diri dari segala subhat dan haram) Lalu ditanya : Apakah yang dapat merusak agama? Jawabnya: Tamak ( rakus).

Sifat wara' dalam agama itu menunjukkan adanya keyakinan dan sempurnanya bersandar diri kepada Allah. Orang wara' akan selalu merasa tidak ada hubungan antara dia dengan makhluk, baik dalam pemberian, penerimaan atau penolakan, dan semua itu hanya terlihat langsung dari Allah. Sahl bin Abdullah berkata: Di dalam iman tidak ada pandangan sebab perantara, sebab itu hanya dalam Islam sebelum mencapai Iman.
Biasanya manusia akan mengikuti angan-angannya, jika ia berangan-angan tentang suatu hal ia akan berusaha sekuat tenaga agar angan-angannya tercapai. akibatnya ia tamak dan terjerumus dalam kehinaan. Jadi yang menuntun kehinaan adalah angan-angan yang mengarahkan pada ketamakan.

Ketahuilah bahwa ambisi yang berlebihan kepada perolehan rizki, mudah sekali kemasukan tamak. Padahal rizki kita sudah dijamin oleh Allah, maka untuk apa kita tamak? Sifat tamak hanya akan menggangu ketakwaan kita kepada Alah dan menjerumuskan kita pada kehinaan dalam pandangan Allah.

Allah berfirman :

" Dan barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan baginya jalan keluar dan memberi dia rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Dia akan mencukupi (keperluan)nya." (Ath-Thalaq: 2-3) 
Apakah kita tidak yakin kepada ayat ini, hingga kita harus tamak?
Lalu apa kiat-kiat untuk mengobati penyakit ini? coba kita lihat di blog tetangga
.
Sebagai mukmin, apa pun predikat kita di negeri yang kita cintai ini mesti sadar akan hal ini. Semoga Allah selalu membimbing kita ke jalan takwa, agar kita selamat hingga pada kehidupan akhir nanti. Amiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar