Kamis, 19 Mei 2011

Menyatakan Perang dengan Setan


Latar Belakang memerangi Setan:

Pertama:
Setan adalah nyata-nyata sebagai musuh yang selalu menyesatkan. Ia tidak bisa diharapkan untuk diajak baik. Ia juga tidak akan membiarkan kita berbuat baik. Bahkan setan tidak akan merasa puas sebelum kita hancur binasa. Oleh sebab itu, tidak ada alasan bagi kita merasa aman dari musuh semacam ini, dan melupakan kejahatannya.

Coba kita renungkan dua ayat firman Allah berikut:

أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَـٰبَنِىٓ ءَادَمَ أَن لَّا تَعْبُدُوا۟ ٱلشَّيْطَـٰنَۖ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
"Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu", (QS.Ya Siin:60)

إِنَّ ٱلشَّيْطَـٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَٱتَّخِذُوهُ عَدُوًّاۖ
"Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), "(QS. Fathir:6)

Ayat tersebut merupakan peringatan yang tegas dan keras bagi kita.

Kedua:
Setan memang tercipta dengan watak memusuhi kita untuk selama-lamanya, tanpa mengenal lelah dan menyerah kalah. Sepanjang siang dan malam setan selalu meluncurkan anak panahnya bertubi-tubi kepada kita. Jika kita lengah, dapat kita bayangkan apa akibatnya?

Selanjutnya, ada keadaan yang dapat kita alami, yaitu dalam beribadah kepada Allah dan mengajak manusia untuk datang ke pintu rahmat Allah. Kita melakukannya dengan perbuatan dan ucapan. Keadaan ini berlawanan dengan usaha, tujuan, keinginan dan perbuatan setan. Maka kita seolah-olah bertindak dan menyingsingkan lengan baju untuk membuat marah setan, melawan dan menantangnya. Karena itu, setan juga bertindak dan menyingsingkan lengan baju untuk memusuhi kita, memerangi dan melancarkan berbagai tipu daya agar bisa merusak agama dan ibadah kita, bahkan merusak segala urusan kita. Kenapa? Sebab setan merasa tidak aman setelah kita menantangnya dengan persiapan-persiapan taat kepada Allah. Setan bermaksud merusak orang yang tidak membuatnya marah dan tidak melawan, melainkan membenarkan dan menyetujuinya seperti orang-orang kafir, orang sesat dan orang-orang yang mencintai setan dalam sebagian keadaan. Lalu bagaimana tanggapan setan terhadap orang yang sengaja membuatnya marah dan memusatkan perhatian untuk melawannya? Bagaimana pun setan tetap musuh yang nyata bagi semua anak keturunan Adam As.

Ada permusuhan setan secara khusus bagi kita. Urusan diri kita bagi setan merupakan suatu hal yang penting, dan dalam menghadapi kita, setan mempunyai pembantu-pembantu. Pembantu setan yang paling berat bagi kita adalah hawa nafsu kita sendiri. Setan juga mempunyai banyak jalan dan pintu untuk menyusup masuk ke dalam benteng pertahanan kita, jika kita dalam keadaan lengah.

Seperti apa yang dikatakan oleh Yahya bin Mu'adz Ar-Razi. Beliau berkata: "Setan itu memiliki banyak waktu luang, sedang kita begitu sibuk. Setan dapat melihat kita, sedang kita tidak bisa melihatnya. Kita begitu mudah melupakannya, sedang ia tidak pernah lupa pada kita. Dan setan mempunyai banyak pembantu dalam diri kita."

Jika demikian posisi setan, maka kita harus terus memeranginya dan mengalahkannya. Kalau tidak, maka kita tidak akan aman dari kerusakan dan kebinasaan. Lalu dengan apa kita harus memerangi setan untuk dapat mengalahkannya?
Para Ulama ahli memerangi setan, mempunyai dua cara, yaitu:

   1. Sebagian Ulama mengatakan, bahwa cara menolak setan, tidak lain adalah dengan memohon perlindungan Allah swt. Karena setan itu ibarat anjing yang diberi kuasa oleh Allah memerangi kita. Jika kita sibuk memeranginya, kita akan kepayahan dan menghabiskan waktu saja, yang pada akhirnya kitalah yang kalah. Karena itu dengan melapor kepada Tuhan (Allah) yang menguasai anjing itu (setan), agar segera menyingkirkannya dari kita. Ini adalah cara yang lebih utama dan paling tepat.

   2. Ulama lain mengatakan, bahwa cara menolak setan adalah dengan bersungguh-sungguh (mujahadah) dan selalu dalam kesiagaan penuh melakukan penolakan, penangkalan dan perlawanan.

Sedang menurut Imam Al Ghozali, cara yang optimal dalam memerangi setan adalah dengan cara mengkombinasikan dua cara tersebut. Jadi, pertama kali kita harus selalu memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan setan, sebagaimana yang diperintahkan Allah. Karena hanya Allah sajalah yang kuasa menyelesaikan kejahatan setan.

Kemudian jika setan selalu dapat mengalahkan kita, maka harus menyadari bahwa kemenangan setan itu merupakan ujian dari Allah, agar kita lebih bersungguh-sungguh memerangi dan mengoptimalkan kekuatan dalam melaksanakan perintah Allah, serta agar kita benar-benar bersabar. Sama halnya perintah Allah kepada kita untuk menghadapi dan memerangi orang-orang kafir, padahal hakekatnya Allah kuasa menumpas orang-orang kafir. Maksudnya tidak lain adalah supaya kita mendapat bagian amal perang, amal sabar, bisa bersih dari dosa dan bisa memperoleh derajat sebagai syuhada. Sebagai mana firman Allah swt:

وَلِيَعْلَمَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَيَتَّخِذَ مِنكُمْ شُهَدَآءَ ۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلظَّـٰلِمِينَ .....
".....dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim, (QS. Ali Imran:140)

أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا۟ ٱلْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ جَـٰهَدُوا۟ مِنكُمْ وَيَعْلَمَ ٱلصَّـٰبِرِينَ
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar." (QS. Ali Imran:142)

Demikian sedikit gambaran dan renungan kita dalam menghadapi reka yasa, tipu daya dan kejahatan setan yang selalu menghalangi kita beribadah kepada Allah.
Semoga bermanfaat.
============================
Sumber rujukan: Kitab Minhajul Abidin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar